Rapat Umum Pemegang SahamPT Sarana Central Bajatama TBK

DETIKDJAKARTA.COM.JAKARTA,- 1juli2022 Perseroan d gwidirikan di Jakarta dengan nama PT.SaranaCentral Bajatama tahun 1996.persereon mencapai target produksi sebesar,5.000 ton per bulan barito,pada tahun 2000.dan pada tahun 2008,perseroan memperoleh sertifikasi di bidang Quality manajement Sesstem.

Tahun 2010 Perseroan memulai produksi komorsial baja lapis seng,Aluminium (Baja) yang juga di kenal dengan nama”SARANALUME”.

Pruduk baja lapis aluminium seng ( BULAS) mendapatkan sertifikasi standar Nasional Indonesia.(SNI)dari lembaga independen LS pro.

Tahun 2011 Perseroan menjadi perusahan publik dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia.(kode saham BAJA).dan merubah nama menjadi Sarancentral Bajatama TBK.

Tahun 2014,Perseroan memuali produksi baja lapis warna dengan aktual volume produksi,mencapai 248,72 ton perbulan.dari kapasitas terpasang 5.000 ton.2017.Perseroan mendapatkan sertifikasi di bidang Quality Management system’.

Untuk manajament perseroan.Komisaris Utama,(Direktur Utama)Sediarto Soerjoprahono.Komisarais Direktur,Ibnususanto,Pandji Surya Soerjoprah.Komisaris Indenpenden Direktur,Bastianus Fritz Josef Lumanauw,Entario Widjaja Susanto.

Penatapan penggunaan Laba Bersih Tahun 2021,sesuai dengan ketentuan pasal 24 ayat 2,Anggaran dasar yang menyebutkan bahwa,Dividen hanya dibayarkan sesuai kemampuan keuangan perseroan.berdasarkan keputusan di ambil dalam ” Rapat Umum Pemegang Saham” maka laba tersebut dimasukkan dan dibukukan sebagai laba ditahan

Langkah-langkah strategis yang kami tempuh di tahun2021 mampu menghasilkan capaian kinerja yang cukup baik. di tahun 2021 perseroan mencatat kenaikan dalam penjualan sebesar 14,1%.dari Rp 1,20 triliun di tahun 2020.

Kontribusi terbesar Saranalume merupakan hasil dari penjualan perseroan pada lini produk yang di nilai menguntungkan.dimn pada tahun 2021 penjualan menguntungkan, dimana pada tahun 2021,penjualan Saranalume mengalami peningkatan sebesar 26,2% dari rp— miliar ditahun 2020menjadi 1,24 triliun miliar.
Untuk tahun2022 setelah pandemi,di nyatakan menjadi enflansi terdapat kenaikan suku bunga yang berdampak pada komoditas.

Menghadapi hal tersebut,perseroan melakukan langkah berhati- hati dalam membeli bahan baku.mengurangi dengan meningkatkan produksi pada segmen yang masih merasa menguntungkan besar.

Salah satu dengan meningkatkan produksi dan perbaikan pada segmen proyek dan mengurangi penjualan, pada segmen dengan langkah tersebut diharapkan pada tahun 2022,perkapita akan kembali mencatat keuntungan bersih.

(Sarah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *