Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Iklan 728x250
BERITA

Ancaman Terorisme Masih Mengintai Meski Indonesia Bebas Serangan Dua Tahun Terakhir

Avatar photo
357
×

Ancaman Terorisme Masih Mengintai Meski Indonesia Bebas Serangan Dua Tahun Terakhir

Sebarkan artikel ini
Foto : Prof. Dr. Mirra Noor Milla, Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Iklan 468x60

DetikDjakarta.com, Jakarta – Meskipun Indonesia berhasil mencatatkan nol serangan terorisme dalam dua tahun terakhir, para ahli memperingatkan bahwa ancaman belum sepenuhnya sirna dan masih berpotensi muncul dalam bentuk yang lebih tersembunyi.

Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Prof. Dr. Mirra Noor Milla, mengapresiasi capaian tersebut sebagai langkah positif dalam penanggulangan terorisme. Namun, ia menyatakan bahwa kewaspadaan tetap harus dijaga, terutama dalam membangun sistem deteksi dini yang lebih kuat dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis (5/6/2025).

Iklan 300x600

“Ancaman terorisme masih ada, dan kita perlu memperkuat sistem deteksi dini untuk memitigasi potensi serangan sebelum terjadi,” ujar Mirra.

Salah satu indikasi bahwa ancaman masih nyata adalah penangkapan seorang remaja berinisial MAS oleh Densus 88 Antiteror di Gowa, Sulawesi Selatan, pada 24 Mei 2025. MAS diduga terafiliasi dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berafiliasi dengan ISIS. Ia juga diketahui aktif menyebarkan propaganda ekstremis ke wilayah lain, termasuk Purworejo.

Baca Juga :  Sepakat, BNN dan GPIB Jalin Kerjasama Berantas Narkoba

Prof. Mirra mengatakan bahwa penting bagi negara untuk terus mengamati dan mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya aksi terorisme.

“Apa yang perlu kita lakukan adalah terus mengamati, mengobservasi, dan mengenali potensi risiko itu, termasuk lingkungan yang mendukung terjadinya serangan terorisme,” ujarnya.

Mengacu pada hasil survei yang dilakukan Laboratorium Psikologi Politik UI pada tahun 2021, Mirra mengungkapkan bahwa potensi konflik tertinggi berada di wilayah yang pernah mengalami konflik serupa sebelumnya. Oleh karena itu, ia mendorong pemerintah untuk melakukan mitigasi di daerah-daerah tersebut guna mencegah kekerasan ekstrem di masa depan.

Baca Juga :  Danlanal Bintan Hadiri Malam Puncak Pekan Kebudayaan Daerah Sampena Hari Marwah Provinsi Kepri Ke-21 Tahun 2023

Ia juga mewanti-wanti terhadap strategi “wait and see” yang mungkin tengah dijalankan oleh kelompok teroris. Situasi yang tampak tenang, katanya, tidak boleh membuat masyarakat dan aparat lengah.

“Kelompok teroris bisa saja memilih diam untuk sementara, menunggu momentum yang tepat. Karena itu, membangun lingkungan sosial yang inklusif menjadi sangat penting agar individu yang rentan tidak merasa terpinggirkan dan tidak mudah terpapar radikalisasi,” kata Mirra.

Mirra menutup pernyataannya dengan mengajak semua pihak untuk fokus pada strategi pencegahan dan memperkuat daya tahan komunitas dalam menghadapi ancaman yang terus berkembang.

Baca Juga :  Kampung Bahari Nusantara Desa Silo Bonto Diresmikan Serentak Bersama 68 Satuan Komando Kewilayahan TNI AL

“Sekarang adalah waktu yang tepat untuk fokus pada strategi pencegahan dan membangun daya tahan komunitas,” tuturnya.

 

CATATAN REDAKSI

Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau
keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers.
Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email:
detikdjakartaofficial@gmail.com.
_______________________

Iklan 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!