Jakarta, detikj— PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk kini mengambil langkah strategis dengan membangun fondasi ekosistem data yang lebih luas di luar lini bisnis seluler. Langkah ini diambil sebagai respons atas stagnasi pertumbuhan dan keuntungan di sektor Telkomsel, yang selama ini menjadi sumber pendapatan dominan perusahaan.
Menurut Direktur Utama Telkom, Dian Siswarini, industri telekomunikasi global sedang menghadapi disrupsi signifikan. Tekanan ini berdampak langsung pada margin dan pertumbuhan bisnis seluler. “Saat ini tengah terjadi disrupsi terhadap bisnis telekomunikasi dunia, yang mendorong stagnasi margin keuntungan hingga pertumbuhan pendapatan yang melandai,” ujarnya dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI, seperti dikutip dari media.
Sebagai bagian dari strategi restrukturisasi dan konsolidasi, Telkom tengah mengevaluasi seluruh portofolio anak usaha, termasuk yang dalam lima tahun terakhir tidak memberikan kontribusi nyata. “Kami sedang mengevaluasi anak atau cucu perusahaan yang tak memberi value. Itu akan kami swap,” lanjut Dian.
Gagas Nusantara, lembaga kebijakan publik yang kerap mengawal isu BUMN, menilai langkah ini sebagai sinyal kuat transformasi korporat. “Kami melihat Telkom mulai meninggalkan ketergantungan pada lini tradisional dan menggeser fokus ke ekosistem digital yang lebih terintegrasi. Ini langkah tepat untuk membangun daya tahan bisnis ke depan,” kata Direktur Gagas Nusantara, Romadhon Jasn, di Jakarta, Kamis (3/7/2025).
Di berbagai kanal publik, langkah Telkom ini mendapat sambutan positif. Sejumlah asosiasi industri dan komunitas digital menilai keputusan restrukturisasi dan fokus pada bisnis data center serta cloud sebagai langkah yang progresif dan relevan dengan kebutuhan ekonomi digital nasional. Transformasi ini dinilai mampu membawa Telkom lebih kompetitif di pasar regional.
Telkom kini memperluas bisnis digital melalui pengembangan pusat data hyperscale, layanan cloud, solusi IoT, serta platform Leap yang mengintegrasikan berbagai inovasi dan layanan digital. Arah pengembangan ini tidak hanya berorientasi laba, tetapi juga membentuk ekosistem digital nasional yang saling terhubung dan bertumbuh secara kolaboratif.
Romadhon Jasn menegaskan bahwa keberhasilan transformasi ini bergantung pada eksekusi di lapangan. “Diversifikasi akan jadi kata kosong bila tidak disertai disiplin implementasi, kesiapan talenta digital, dan penguatan struktur pemantauan hasil. KPI-nya harus jelas, progresnya harus terukur,” ujarnya.
Dalam roadmap digitalnya, Telkom juga menyasar sektor pemerintahan dan UMKM. Layanan smart city, digitalisasi layanan publik, serta solusi berbasis cloud untuk usaha kecil menengah menjadi bagian dari visi membangun Indonesia digital yang lebih merata.
Analis menilai arah baru Telkom merupakan respon realistis atas dinamika industri global. Di tengah stagnasi pendapatan seluler dan meningkatnya permintaan terhadap layanan berbasis data dan penyimpanan digital, reposisi ini justru dapat membuka peluang pertumbuhan baru bagi Telkom Group.
Gagas Nusantara menekankan pentingnya narasi publik dalam mendukung transformasi Telkom. “Kepercayaan publik adalah modal penting. Jika Telkom menyampaikan arah barunya secara terbuka dan konsisten, tidak hanya investor yang akan percaya, tetapi juga masyarakat luas yang menjadi bagian dari ekosistem digital itu sendiri,” pungkas Romadhon.



							












