DETIKDJAKARTA.COM, JAKARTA –
Terkait beredarnya video penistaan agama, buntut ceramah Pendeta Gilbert Lumoindong yang menyinggung salat dan zakat 2,5% dalam Islam dan viral dimana-mana.
Habib Salim bin Shalahuddin bin Jindan dari Majelis Taklim Alhabib Salim Bin Ahmad Bin Jindan di Jalan Otista Raya No. 117 Jakarta Timur angkat bicara.
“Kalau dia sadar, kalau sesuai dengan hati nuraninya, didalamnya sebagai pendakwah atau pengkhotbah ada nilai-nilai Yesus Kristus atau Roh Kudus hendaknya dia (pdt Gilbert) tidak mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan orang lain” kata Habib Salim, Jakarta 17 April 2024.
Habib Salim merujuk isi Alkitab dalam surat Matius 22 ayat 37 sampai 40 dan Yohanes 12 ayat 34 s/d 35 dan juga diminta membuka surat Yakobus 3 ayat 6.
“Bagaimana Tuhan menganjurkan berkasih sayang dan juga menjaga lisannya” ungkap Habib Salim menyimpulkan isi Surat dan ayat-ayat dalam Alkitab tersebut.
Wakil Ketua PWNU DKI Jakarta itu meminta kepada aparat penegak hukum (APH) untuk segera menindaklanjuti kasus penistaan agama ini.
“Negara ini negara hukum, saya mohon seluruhnya kepada pihak yang berwajib. Permohonan maaf silakan, tapi hukum harus dijalankan” terangnya.
Usai videonya viral, Pendeta Gilbert mendatangi kediaman Wapres RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla. Dia menyampaikan permintaan maafnya dan klarifikasi terkait video khotbahnya.
“Ya, bagi saya, kenapa memilih Pak JK, ada tiga alasannya. Yang pertama, Pak JK adalah orang yang senior di bangsa ini dan sudah menduduki banyak jabatan, berarti beliau berpengalaman dan bukan hanya berpengalaman, tapi beliau juga seorang yang diakui sebagai quote and quote pemimpin muslim. Dalam hal ini, beliau juga pemimpin Dewan Masjid. Itu yang pertama, karena saya tahu beredarnya banyak hal justru ada di masjid-masjid,” ujar Gilbert di kediaman JK di kawasan Kebayoran,Jakarta Selatan, Senin 15 April 2024 kemarin. (Adh/Her)