Sabam Sirait  Berpolitik Dengan Etika Dan Kesejatian Diri

Detikdjakarta.comPolitisi kawakan Indonesia, Sabam Sirat telah memberikan warisan berpolitik dengan etika dan konsisten memperjuangkan nasib rakyat. Bagi Sabam, politik merupakan panggilan menuju kesucian.

Seminar Nasional bertajuk “Kepeloporan dan Keteladanan Sabam Sirait Dalam Pelayanan di Bidang Politik” digelar, di Jakarta, Jumat (25/3/2022).

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan tampil sebagai keynote speaker, bersama pembicara Manuel Kaisiepo, Pendeta Zakaria J. Ngelow, Barita Simanjuntak dan Baktinendra Prawiro.

Luhut menilai usulan gelar pahlawan nasional pada Sabam Sirait pantas dan layak, dengan mengikuti peraturan yang ada. “Ini ide yang bagus. Kita semua melihat Pak Sabam Sirait sebagai politisi dengan prinsip bernegara dan berbangsa,” kata Luhut.

Ketua Umum Majelis Pekerja Harian PGI Pdt Goemar Gultom melihat sikap dan perjuangan Sabam Sirait yang konsisten, pemberani namun penuh persahabatan, termasuk tetap bersahabat dengan lawan-lawan politik.

Sabam Sirait adalah politisi PDI-P yang berani berjuang membela kepentingan rakyat. Dalam sejarah PDI-P, Sabam Sirait merupakan sosok penting sejak 1973 dimana lahir kebijakan fusi partai politik. Sabam juga orang yang mengajak Megawati Sukarnoputri terjun dalam politik (1986).

Sabam Sirait, penerima Bintang Mahaputra, itu pernah duduk sebagai anggota DPR Gotong Royong (1967-1973), DPR RI (1973-1982; 1992-2009), DPD RI (2019-2024), dan DPA RI (1983-1993). Sabam lahir di Pulau Simardan, Asahan, Sumatera Utara, 13 Oktober 1936 dan meninggal di RS Siloam, Karawaci, Tangerang, 29 September 2021.

Di mata Budi Raharjo, sahabatnya sejak di Medan, 50 tahun lalu, Sabam Sirait adalah pribadi yang sabar, pemberani, dan konsisten. Budi, yang ditemui di acara seminar ini, ingat Sabam mengajaknya masuk PDI dan masa-masa awal perjuangan PDI bersama Sabam.

Budi ingat saat ia berkampanye bersama Sabam di Medan. Suka dan duka mereka berdua alami. “Saya sampai meneteskan air mata melihat tiada satu pun orang PNI yang hadiri kampanye itu,” tutur Budi Raharjo mengenang awal perjuangan PDI setelah kebijakan fusi partai politik.

Kedekatan Budi dan Sabam itu membuat ia kagum pada konsistensi perjuangan Sabam Sirait. Budi mengatakan, generasi muda perlu banyak belajar dari Sabam, sebagai politisi yang berpolitik dengan etika. “Yang muda-muda harus sabar. Jangan putus asa. Dalam politik, ada yang di atas dan ada yang di bawah. Kita harus tetap berjuang,” tegas Budi. Budi juga sangat dekat dengan anak-anak Sabam dan istrinya. Dia mengenal anak-anak itu sejak mereka kecil.

Budi Raharjo yang kini tinggal di Medan, datang ke Jakarta untuk menghadiri seminar nasional terkait sosok politisi kawakan Indonesia, Sabam Sirait. Hidup dan perjuangan Sabam itu tertulis dalam buku Sabam sendiri “Sabam Sirait: Berpolitik Bersama 7 Presiden”.

(Sarah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *