Kawasan Industri Morosi, yang terletak di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, Bertahun-tahun Sejak kehadiran mega industri yang menarik perhatian investor asing. Pabrik-pabrik besar, yang sebagian besar bergerak di sektor pengolahan nikel, menjulang kokoh menjadi simbol pertumbuhan ekonomi daerah.
Namun, di balik kesuksesan ekonomi yang diciptakan, muncul pertanyaan mendalam tentang kontribusi perusahaan-perusahaan tersebut terhadap peningkatan sumber daya manusia (SDM) lokal, khususnya para Mahasiswa yang tinggal di lingkar industri.
Selama bertahun-tahun, kehadiran industri ini seolah menjadi harapan bagi penduduk setempat, terutama para Pemuda dan Mahasiswa. Namun, hingga saat ini, kontribusi nyata perusahaan dalam hal peningkatan SDM masih dipertanyakan.
Masalah ini menimbulkan kekhawatiran yang lebih besar tentang masa depan SDM lokal. Apakah mereka hanya akan menjadi penonton dari kemegahan industri yang didominasi oleh tenaga kerja asing dan profesional dari luar? Apakah tujuan perusahaan hanya sebatas menarik investor tanpa memberi kontribusi nyata bagi pembangunan manusia setempat?
Menyikapi Persoalan Tersebut, Ketua HIPPMA-MOROSI (ANDISA), menyatakan “Sudah bertahun-tahun 2 Perusahaan Besar berdiri di sini, tetapi kami yang tinggal di dekat industri ini masih belum merasakan dampak signifikan bagi Pendidikan kami. Kami butuh Program atau Beasiswa yang bisa mendukung kami untuk peningkatan kualitas agar bisa bersaing di dunia kerja,”
“Industri ini tidak boleh hanya berfungsi sebagai magnet bagi modal asing. Perusahaan perlu menyadari tanggung jawab sosial mereka terhadap masyarakat sekitar, terutama dalam menciptakan ekosistem yang mendukung pengembangan SDM,” ujar (ANDISA).
Lanjutnya, “Peningkatan kapasitas SDM menjadi sangat krusial untuk masa depan Morosi. Tanpa adanya langkah nyata dalam mengembangkan keterampilan dan pendidikan bagi penduduk lokal, dikhawatirkan akan ada kesenjangan besar antara kebutuhan industri dan ketersediaan tenaga kerja yang berkualitas. Dalam jangka panjang, ini bisa menghambat perkembangan ekonomi lokal dan justru memperburuk ketergantungan terhadap tenaga kerja asing”.
Seiring berjalannya waktu, harapan masyarakat terhadap kontribusi nyata dari perusahaan untuk meningkatkan SDM terus menguat. “Masyarakat Morosi berharap, bahwa di masa mendatang, industri ini tidak hanya menjadi “pajangan” untuk menarik investor asing, tetapi juga menjadi mitra dalam menciptakan peluang bagi generasi muda lokal untuk tumbuh dan berkembang bersama industry”.
Salah satu solusi yang bisa memperbaiki kondisi ini adalah adanya kolaborasi yang lebih erat antara Perusahaan dan Institusi Pendidikan. “Mewakili Pemuda dan Mahasiswa, menginginkan adanya kerjasama dalam hal ini Perusahaan Bekerjasama dengan Semua Kampus/Universitas yang ada di Sulawesi Tenggara yang di dalammnya ada Seorang Mahasiswa Berasal dari Wilayah Lingkar Industri”. Pungkas ANDISA.
“Jika tidak ada upaya serius untuk mengatasi permasalahan ini, nasib SDM lokal di Morosi bisa menjadi cerita pahit dari sebuah kawasan yang tumbuh secara ekonomi, namun tertinggal secara Sumber Daya Manusianya” Tutup ANDISA (KETUA UMUM HIPPMA-MOROSI).