Jakarta, detikj – Presiden Prabowo Subianto menunjukkan sikap terbuka dengan mengungkapkan keinginan untuk bertemu dengan tokoh dan kelompok yang dikenal dengan sebutan “Indonesia Gelap” hingga yang memilih untuk “kabur aja dulu” secara tertutup. Dalam wawancara bersama tujuh jurnalis senior di Hambalang, Bogor, pada Jumat (6/4/2025), Prabowo menyampaikan niatnya untuk membuka dialog. Direktur Gagas Nusantara, Romadhon Jasn, mengapresiasi langkah tersebut sebagai wujud jiwa besar yang langka, Katanya dalam rilisnya, Selasa (8/4/2025)
Prabowo menegaskan kesiapannya berdiskusi untuk mencari solusi bersama.
Langkah tertutup yang diusung Prabowo mendapat sorotan positif. Romadhon menjelaskan bahwa dialog tanpa sorotan publik menciptakan ruang yang jujur untuk menyamakan persepsi. Ia melihat inisiatif ini sebagai bukti bahwa Prabowo tidak menghindari perbedaan pendapat, melainkan mengundang kerja sama demi kemajuan bersama.
Di tengah tantangan ekonomi global, khususnya pasca-tarif resiprokal AS, Prabowo tetap optimistis. Ia menyebutkan bahwa ketahanan Indonesia terbukti dalam krisis ’68, ’98, 2008, hingga pandemi 2020. Romadhon memuji keyakinan ini sebagai cerminan pemahaman mendalam terhadap sejarah bangsa. “Kerukunan adalah kekuatan kita,” kata Prabowo, dan Romadhon sepakat bahwa itu adalah kunci utama.
Program makan bergizi gratis yang digaungkan Prabowo juga mendapat pembelaan tegas. Ia mempertanyakan keraguan publik dengan nada prihatin. Romadhon menilai visi ini lahir dari kepedulian nyata terhadap stunting yang masih melanda anak-anak Indonesia. “Memberi makan anak lapar adalah langkah mulia,” ungkapnya.
Prabowo menceritakan pengalamannya di desa-desa, melihat anak berusia 10 tahun yang bertubuh layaknya anak berusia lima tahun akibat kekurangan gizi. Romadhon menegaskan bahwa keprihatinan ini bukan sekadar retorika. Baginya, Prabowo membawa misi kemanusiaan yang tak bisa dipandang sebelah mata, menjadikan gizi sebagai fondasi masa depan bangsa.
Sikap anti-kritik yang kerap dilekatkan pada pemimpin tidak berlaku bagi Prabowo. Romadhon menilai undangan dialog ini membuktikan keterbukaan luar biasa. Ia melihat Prabowo sebagai presiden yang tidak hanya siap mendengar, tetapi juga mengajak lawan bicara untuk berpikir dan bertindak bersama.
Gagas Nusantara menyambut antusias langkah ini sebagai tonggak demokrasi baru. Romadhon menegaskan bahwa Prabowo menghidupkan semangat kebersamaan yang lama dirindukan. “Dari Hambalang, ia membuka pintu harapan yang nyata,” ujarnya, seraya mendukung penuh inisiatif tersebut.
Apresiasi terhadap Prabowo, menurut Romadhon, layak diberikan atas keberaniannya membangun jembatan dialog. Ia yakin langkah ini akan mengubah cara pandang publik terhadap kepemimpinan, menjadikan Indonesia lebih terang melalui kerja sama yang tulus.