Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Ucapan Selamat Hari Raya Idul Adha 2025 728x250
ARTIKELBERITA

Paul Agusta dan Morgan Oey Hidupkan Tradisi Tionghoa dalam Film Horor ‘Pernikahan Arwah’

Avatar photo
1107
×

Paul Agusta dan Morgan Oey Hidupkan Tradisi Tionghoa dalam Film Horor ‘Pernikahan Arwah’

Sebarkan artikel ini
Iklan 468x60

Detikdjakarta – JAKARTA – Setelah melewati proses syuting beberapa waktu lalu, foto-foto perdana film Pernikahan Arwah (The Butterfly House) akhirnya resmi dirilis pada Selasa (8/10/2024). Foto-foto itu memperlihatkan sejumlah karakter utama dalam berbagai adegan dan latar.

Film produksi Entelekey Media Indonesia (EMI) berkolaborasi dengan Relate Films ini merupakan sebuah film horor yang menggabungkan unsur tradisi Tionghoa dengan alur cerita mencekam. Disutradarai oleh Paul Agusta, film ini dibintangi Morgan Oey, Zulfa Maharani, Jourdy Pranata, dan Brigitta Cynthia sebagai pemeran utama.

Iklan 300x600

“Film Pernikahan Arwah (The Butterfly House) membawa elemen horor yang tidak hanya berfokus pada ketegangan, tetapi juga tentang budaya peranakan Tionghoa, terutama tradisi pernikahan arwah. Ini adalah tantangan bagi saya untuk menggabungkan dua elemen ini menjadi sebuah narasi yang kuat dalam film,” ujar Sutradara film Pernikahan Arwah (The Butterfly House), Paul Agusta dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (8/10/2024).

Sebagai film pertama, Pernikahan Arwah (The Butterfly House) menunjukkan komitmen Entelekey Media Indonesia dalam menghadirkan film berkualitas dengan sentuhan budaya lokal. Patricia Gunadi, Direktur Utama Entelekey Media Indonesia menjelaskan bahwa film ini merepresentasikan visi EMI untuk memperkaya khazanah perfilman Indonesia dengan cerita yang autentik dan menarik.

Baca Juga :  Usut Tuntas Nikel Raja Ampat Papua, Kawulo Alit Desak Presiden Prabowo Bentuk Satgas Mafia Migas dan Minerba

“Kami ingin membawa film yang tidak hanya bercerita, tetapi juga memiliki nilai budaya. Pernikahan Arwah (The Butterfly House) adalah contoh bagaimana kami ingin memperkenalkan budaya Indonesia, dalam hal ini tradisi Tionghoa kepada audiens yang lebih luas,” ungkap Patricia.

Film Pernikahan Arwah (The Butterfly House) bercerita tentang Salim (Morgan Oey) dan Tasya (Zulfa Maharani), pasangan yang sedang mempersiapkan pernikahan mereka, namun terjebak dalam misteri arwah leluhur Salim saat melakukan sesi foto pre-wedding di rumah keluarganya.

Penulis skenario Aldo Swastia berbicara tentang inspirasi di balik cerita ini. “Inspirasi cerita film ini datang dan rekan saya. Ario Sasongko. Kami menulis skenario ini bersama, terinspirasi dari tradisi kuno pernikahan arwah dalam budaya Tionghoa, yang jarang diangkat di Indonesia. Tradisi ini merupakan bagian penting dari sejarah dan warisan budaya kita, dan saya ingin menggabungkannya dengan genre horor untuk memberikan pengalaman yang berbeda bagi penonton,” ujar Aldo.

Baca Juga :  Presiden PBP Instruksikan DPD PBP Menangkan dr. Dian di Kabupaten Purwakarta

Film ini juga mengharuskan para aktornya untuk melakukan pendalaman karakter yang intens, terutama karena cerita ini menggabungkan elemen spiritual dan tradisional. Morgan Oey yang berperan sebagai Salim berbagi pengalamannya dalam mempersiapkan diri untuk memerankan karakter ini.

“Saya melakukan cukup banyak riset tentang tradisi Tionghoa. Ini adalah pertama kalinya saya bermain dalam film horor dengan sentuhan budaya Tionghoa yang kuat, dan itu memberikan tantangan tersendiri,” kata Morgan.

Proses syuting yang berlangsung di Lasem, sebuah kota yang terkenal dengan warisan budaya Tionghoa-nya, juga memberikan suasana otentik bagi film ini.

Menurut Paul Agusta, pemilihan lokasi syuting sangat penting dalam menciptakan atmosfer yang sesuai dengan cerita. “Lasem memberikan energi yang unik. Ada sejarah panjang di setiap sudut kotanya, dan itu benar-benar membantu menciptakan latar yang sempurna untuk cerita ini,” jelasnya.

Baca Juga :  Lanal Simeulue Kembali Menjadi Percontohan di Bidang Ketahanan Pangan di Kabupaten Simeulue

Selain horor yang berakar pada tradisi, film ini juga menyajikan kisah cinta tragis yang menjadi salah satu elemen emosional yang mendasari konflik dalam cerita. “Kombinasi antara horor dan romansa di film ini memberikan dimensi baru yang lebih berlapis dan menarik, menjadikannya lebih dari sekadar film horor biasa,” tambah Aldo Swastia.

Film ini dijadwalkan tayang di bioskop pada 2025. Secara berkala, film Pernikahan Arwah (The Butterfly House) akan terus merilis informasi-informasi terbaru tentang jajaran aktor-aktris dan karakter-karakternya, sinopsis, dan berbagai hal lainnya melalui akun media sosial Entelekey Media Indonesia.

 

DJ/Husna/red

CATATAN REDAKSI

Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau
keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers.
Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email:
detikdjakartaofficial@gmail.com.
_______________________

Iklan 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!