Detikdjakarta-TNI AL, Bandung, Komandan Lanal Bandung Kolonel Laut (KH/W) Dr. Renny Setiowati, S.T., M.Sc., M.Tr. Hanla., menghadiri Undangan Kegiatan Dialog Kebangsaan dalam Rangka Kesiapsiagaan Nasional dengan Topik “Meningkatkan Peran Serta Seluruh Elemen Masyarakat Dalam Mengantisipasi Radikal Terorisme”, bertempat di GH Universal Hotel, Jalan Dr. Setiabudi No.376, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung, Kamis (16/03/2023).
Dalam sambutannya, Kepala Badan Nasional Penaggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Dr. Boy Rafly Amar, M.M., mengatakan bahwa ada tiga bidang pencegahan yang diatur didalam UU Nomor 5 adalah Kesiapsiagaan, Kontra Radikalisasi, dan deradikalisme.
Ketiga bidang ini biasanya kita laksanakan bersama masyarakat karena BNPT ini lebih bersifat melakukan upaya-upaya penanggulangan, maka program-program kita lebih banyak menyentuh pada tingkat yang diharapkan dapat membangun kesadaran masyarakat akan bahayanya paham radikal terorisme yang berkembang secara luas di dunia. Jadi didalam program kesiapan ini memang diharapkan adanya kemampuan kita semua dari unsur-unsur pemerintahan dan masyarakat untuk dapat mendeteksi segala potensi ancaman kerawanan membangun daya tangkal, membangun kesadaran betapa bahayanya virus intoleransi, radikal terorisme.
Virus intoleransi radikal terorisme ini banyak dipengaruhi oleh transnasional ideologi yang berkembang secara luas di seluruh dunia dan Indonesia termasuk negara-negara yang tentunya mendapat dampak dari hal itu. Lebih dari 80 negara diseluruh dunia Indonesia negara ke empat tempat bersemainya virus intoleransi radikal terorisme hal ini tentu merupakan ujian daya tahan, daya tangguh bangsa kita.
Karakter dari ideologi terorisme ini yang hari ini berkembang di Indonesia khususnya yang pertama dia menentang berlakunya UUD 1945 dan ideologi negara Pancasila bagi mereka itu adalah produk-produk hukum kafir yang tidak layak untuk diikuti oleh bangsa Indonesia yang kedua dia tentunya juga kita yakini bukan merupakan kepribadian dari pada bangsa kita jadi karena ini adalah ideologi transnasional yang nyata-nyata bukan menggambarkan kepribadian bangsa Indonesia yang tentunya kita yakin bangsa Indonesia adalah bangsa yang tentu menghormati, bertoleransi dan juga tidak setuju dengan segala cara penghalalan, segala cara dalam pencapaian tujuan, yang ketiga dia bersikap intoleran radikal eksklusif, yang keempat yang berbahaya itu didalam pelaksanaan aktivitasnya seringkali menyalahgunakan narasi agama jadi mereka berdalih dengan dalil-dalil yang mereka pahami seolah-olah mereka sedang menjalankan sebuah misi agama namun demikian didalam endingnya mereka menularkan virus kekerasan dalam pencapaian tujuan.
Hadir dalam kegiatan tersebut antara lain, Kepala BNPT Komjen Pol Dr. Boy Rafly Amar, M.M., Sekjen ISNU Muhammad Kholid Syeirazi, Budayawan Bandung Dimas Syairendra Ranadireksa, Mitra BNPT (Eks Napiter) Muhammad Nasir Abbas, Kapoksahli Kodam III Siliwangi Bidang Ideologi, Dansatgas Terorisme 88 Polda Jabar, Ketua DPRD Kota Bandung, Dandim 0618/BS, Sesepuh Tokoh Politik Ceu Popong, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda dan Perwakilan Mahasiswa.
(Pen Lanal Bandung)
(NDA)