HMI Cabang Jakarta Raya Nilai Evakuasi 1.000 Warga Gaza oleh Presiden Prabowo sebagai Manuver Politik Luar Negeri yang Menguntungkan Israel dan AS
Jakarta, 21 April 2025 – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jakarta Raya menyatakan sikap kritis terhadap rencana evakuasi 1.000 warga Gaza oleh Presiden Prabowo Subianto, yang dinilai bukan sekadar aksi kemanusiaan, tetapi bagian dari manuver politik luar negeri yang berpotensi merugikan perjuangan Palestina dan membuka pintu negosiasi ekonomi terselubung dengan Amerika Serikat.
Ketua Umum HMI Cabang Jakarta Raya, Ali Loilatu, menegaskan bahwa kebijakan ini patut dicurigai sebagai bagian dari strategi besar Amerika Serikat untuk “mengosongkan” Gaza dari penduduk sipil, demi mempermudah ekspansi militer Israel ke wilayah Palestina.
“Evakuasi ini seolah-olah bentuk solidaritas, tapi jika dicermati lebih dalam, ini justru mempercepat pembersihan etnis di Gaza secara halus. Ketika rakyat Palestina dipindahkan, maka Israel bebas memperluas pendudukan. Indonesia seharusnya mendesak penghentian agresi Israel, bukan malah membantu mengeluarkan rakyat Palestina dari tanahnya sendiri,” tegas Ali dalam keterangannya di Jakarta, Senin (21/4).
Ali menambahkan bahwa evakuasi warga Gaza ini tampaknya disusun dalam satu paket diplomasi dengan Amerika Serikat, mengingat intensifnya hubungan bilateral Indonesia-AS dalam beberapa bulan terakhir, termasuk di bidang pertahanan dan perdagangan strategis.
“Kami mencium agenda tersembunyi di balik kebijakan ini. Jangan sampai rakyat Gaza dijadikan alat barter demi memperlancar proyek-proyek ekonomi dan impor strategis dari Amerika. Ini bukan diplomasi mulia, tapi kompromi murahan,” tegasnya.
HMI Cabang Jakarta Raya juga mempertanyakan transparansi anggaran dan status hukum dari para pengungsi Palestina yang akan dibawa ke Indonesia. Menurut mereka, di tengah berbagai persoalan domestik yang belum terselesaikan—seperti krisis pengungsi internal di Papua, pengungsi Rohingya di Aceh, hingga kemiskinan akut di berbagai daerah—kebijakan ini rawan menimbulkan kecemburuan sosial dan pertanyaan publik.
“Kami tidak menolak bantuan untuk Palestina. Tapi rakyat Indonesia juga punya hak yang sama untuk diperhatikan. Negara ini jangan sibuk menyelamatkan orang lain, sementara rakyatnya sendiri hidup dalam penderitaan tanpa solusi,” kata Ali.
Lebih lanjut, Ali mendesak agar pemerintah Indonesia mengambil langkah diplomasi yang lebih adil dan bermartabat dengan menekan Israel serta mengecam secara terbuka intervensi Amerika Serikat yang terus memihak penjajahan.
“HMI Jakarta Raya mendukung penuh perjuangan rakyat Palestina. Tapi perjuangan itu tidak boleh dikompromikan dengan skenario yang justru memuluskan jalan bagi penjajah. Indonesia harus berdiri sebagai negara yang tegas menolak pendudukan, bukan menjadi bagian dari strategi untuk melegitimasi kolonialisme baru,” pungkasnya