Detikdjakarta.com, Jakarta – Dalam rangka memperingati Hari Nasional Prancis atau Bastille Day, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar hadir dalam resepsi diplomatik yang digelar di Hotel Raffles, Jakarta, pada Senin, 14 Juli 2025. Acara ini menjadi momentum penting bagi Indonesia dan Prancis dalam mempererat kerja sama di bidang ekonomi kreatif.
Dalam sambutannya, Irene menyoroti peran strategis ekonomi kreatif sebagai penghubung budaya dan nilai antarbangsa. Ia menyatakan bahwa kolaborasi Indonesia dan Prancis di sektor ini tidak hanya sebatas kerja sama ekonomi, melainkan pertemuan ide dan ekspresi lintas generasi.
Laurent Legodec, Kuasa Usaha ad interim Kedutaan Besar Prancis di Indonesia, turut menegaskan bahwa penguatan kerja sama dalam sektor kreatif menjadi bagian dari strategi budaya bersama yang dibangun oleh kedua negara.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menilai momen ini sebagai cerminan nyata dari diplomasi budaya yang inklusif dan saling menguntungkan. Sejak penandatanganan nota kesepahaman pada Mei 2025 yang disaksikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Emmanuel Macron, kemitraan kedua negara dalam ekonomi kreatif menunjukkan kemajuan signifikan.
Beberapa bentuk konkret kerja sama tersebut antara lain pendirian inkubator fesyen bilateral seperti program PINTU, pelatihan bersama di bidang perfilman, serta keikutsertaan kreator Indonesia dalam berbagai festival internasional. Semua inisiatif ini diharapkan dapat menjadi fondasi bagi pertumbuhan kreatif yang berkelanjutan.
“Kami terus berkomitmen memperluas jaringan kemitraan global yang berdampak langsung terhadap pertumbuhan sektor kreatif Indonesia. Ini adalah bagian dari strategi besar untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat inovasi budaya yang berdaya saing global,” ujar Irene.
Sementara itu, Wakil Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Stella Christy, menekankan pentingnya menjadikan pendidikan dan pertukaran budaya sebagai fondasi hubungan bilateral yang kuat.
“Melalui kerja sama pendidikan dan budaya, kita menciptakan ruang dialog yang setara antarbangsa. Ini bukan hanya memperkuat relasi diplomatik, tetapi juga membuka jalan bagi kolaborasi seni, riset bersama, dan pemahaman lintas budaya yang mendalam,” ujar Stella.