Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Iklan 728x250
POLRI

FREDI MARBUN: EPHORUS HKBP DIMINTA HENTIKAN NARASI KEBENCIAN DI TENGAH MUSIBAH TAPANULI

Avatar photo
41
×

FREDI MARBUN: EPHORUS HKBP DIMINTA HENTIKAN NARASI KEBENCIAN DI TENGAH MUSIBAH TAPANULI

Sebarkan artikel ini
Iklan 468x60

Detikdjakarta.com Jakarta, 3 Desember 2025 — Di tengah duka mendalam akibat bencana Tanah Kangsor dan banjir bandang yang melanda Tapanuli serta sejumlah wilayah di Sumatera, jemaat HKBP dikejutkan oleh terbitnya Surat Edaran resmi bertajuk “Seruan Moral Menolak Bantuan dari Pihak Perusak Lingkungan” yang ditandatangani Ephorus HKBP, Pdt. Dr. Victor Tinambunan, pada 2 Desember 2025.

Surat tersebut menegaskan larangan menerima bantuan dari beberapa pihak yang dinilai sebagai perusak lingkungan. Namun, sebagian kalangan menilai isi dan narasinya tidak hanya menyudutkan pihak tertentu, tetapi juga berpotensi memecah belah jemaat pada saat masyarakat Tapanuli justru membutuhkan solidaritas dan pertolongan seluas-luasnya.

Iklan 300x600

Salah satu kritik paling keras datang dari tokoh pergerakan dan pemerhati HKBP, Fredi Marbun, yang juga dikenal sebagai pegiat HAM dan aktivis anti-intoleransi.

Baca Juga :  Titip Kendaraan Gratis di Polsek Johar Baru, Mudik Tenang!

“Ini Bukan Seruan Moral, Ini Seruan Kebencian”

Menurut Fredi, seruan yang diterbitkan Ephorus HKBP tersebut tidak tepat waktu dan berpotensi menimbulkan permusuhan di tengah situasi krisis.

> “Di saat masyarakat Tapanuli masih menangis, kehilangan keluarga, harta, dan rumah, justru pemimpin tertinggi HKBP sibuk menyebarkan narasi bernada provokatif. Ini bukan seruan moral. Ini seruan kebencian di tengah musibah,” ujarnya.

Ia menilai bahwa surat itu melampaui batas kewenangan karena mencampuradukkan tragedi kemanusiaan dengan penilaian sepihak yang dapat menghambat upaya bantuan bagi masyarakat terdampak.

Mengorbankan Jemaat untuk Kepentingan Kelompok

Fredi juga menyoroti risiko nyata bagi jemaat yang tengah sangat membutuhkan bantuan.

> “Pemimpin gereja seharusnya berada di barisan terdepan menolong korban, bukan membawa musibah ke dalam kepentingan pribadi atau kelompok tertentu—apa pun latar belakangnya. Menolak bantuan sambil menyebarkan stigma justru mencederai nilai-nilai kristiani,” tegasnya.

Baca Juga :  BEM PTNU: Mudik Aman dan Lancar Tunjukkan Komitmen Pelayanan Polri

Ia mengingatkan bahwa di antara korban bencana terdapat banyak jemaat HKBP sendiri, sehingga seharusnya gereja mengutamakan misi kemanusiaan di atas segala pertimbangan lainnya.

Seruan agar HKBP Menjunjung Transparansi dan Kemanusiaan

Dalam kritiknya, Fredi juga mempertanyakan tata kelola lembaga yang menurutnya perlu diperbaiki untuk menjaga kepercayaan jemaat. Ia menyampaikan bahwa sebelum mengeluarkan seruan moral yang berpotensi menimbulkan kontroversi, pimpinan gereja seyogianya memastikan transparansi dan keteladanan dalam kepemimpinan.

> “Sebelum berbicara atas nama Tuhan, belajarlah terlebih dahulu menghormati kemanusiaan dan menjaga kepercayaan jemaat,” ujarnya.

Baca Juga :  Kapolres Jakarta Utara Merangkul Perdamaian Menguatkan Perdamaian  

Penutup: Gereja Harus Hadir Membawa Penghiburan, Bukan Konflik

Fredi menutup pernyataannya dengan menyerukan agar pimpinan HKBP mengembalikan fokus gereja pada pelayanan, solidaritas, dan cinta kasih.

> “Jemaat membutuhkan pemimpin yang membawa penghiburan dan pertolongan, bukan konflik. Di mana pun ada penderitaan, di situlah gereja seharusnya hadir—bukan dengan propaganda, tetapi dengan kasih.

CATATAN REDAKSI

Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau
keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers.
Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email:
detikdjakartaofficial@gmail.com.
_______________________

Iklan 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!