Detikdjakarta.com Jakarta, 3 Agustus 2025 –
Face Of Indonesia dan IMC S/S Fashion Runway 2025 berkolaborasi dengan 20 Years High Resort 2025 Asia Model Festival dalam ajang Grand Finale mencari talenta bakat Model Berbakat Muda Indonesia di Hotel Kebayoran Park Jakarta pada hari Minggu, 3 Agustus 2025.
Deretan model muda Indonesia siap unjuk gigi di panggung Asia Model Festival 2025, ajang bergengsi yang mempertemukan talenta terbaik dari seluruh Asia. Setelah melalui proses seleksi ketat, para model muda Indonesia kini bersiap melangkah ke panggung internasional Asia Model Festival di Korea Selatan. Di balik keberhasilan ini, ada sosok Hidayatul Mu’arifin, atau akrab disapa Arif atau dijulukin Mr. A, yang berperan sebagai National Director Asia Model Festival Indonesia dan CEO Face Of Indonesia.
Desainer Hendra Mohamad Yusuf kembali menunjukkan komitmennya dalam mengangkat budaya lokal Indonesia melalui koleksi busana bertema Arabian dengan sentuhan khas Banten. Dalam peragaan yang digelar hari ini, Hendra menampilkan koleksi berbahan dasar tenun Badui yang dikenal sebagai warisan tekstil tradisional Banten.
“Kami menggunakan bahan lokal dari Banten, yaitu tenun Badui. Hampir 60-70 persen material yang kami tampilkan berasal dari tenun Badui, ditambah dengan wastra-wastra Nusantara lain seperti batik asli Banten. Ini bentuk komitmen kami terhadap sustainable fashion, di mana seluruh bahan berasal dari sumber alami dan ramah lingkungan,” ujar Hendra.
Hendra menekankan bahwa karyanya bukan hanya sekadar fashion, melainkan sebuah upaya mempromosikan budaya Badui yang masih jarang dikenal luas. “Badui itu unik. Masih banyak potensi budaya dan gaya hidupnya yang bisa dieksplorasi dan diperkenalkan. Melalui wastra dan busana, kami ingin mendukung tidak hanya brand kami, tapi juga wisata dan pengrajin Badui,” tambahnya.
Untuk pemasaran, Yusuf Indonesia—brand yang didirikannya—saat ini hadir secara offline di beberapa lokasi seperti Alam Sutra Living World, Bekasi, Cibubur, dan akan segera membuka gerai di Central Park Jakarta Barat. Selain itu, mereka juga aktif menjangkau konsumen lewat platform online dan jaringan reseller di seluruh Indonesia.
Hendra menyadari tantangan terbesar saat ini datang dari industri fast fashion yang menawarkan harga murah namun berdampak negatif terhadap lingkungan. “Fast fashion memang harganya lebih murah, tapi mereka tidak menggunakan bahan alami. Produk mereka akan menumpuk sebagai sampah yang sulit terurai. Sedangkan produk kami bisa terurai dalam waktu tiga bulan, ini adalah bentuk tanggung jawab kami terhadap lingkungan,” tegasnya.
Menariknya, Yusuf Indonesia menetapkan harga produknya cukup terjangkau bagi kalangan muda, berkisar antara Rp150.000 hingga Rp500.000. “Kami ingin mengubah stigma bahwa tenun itu hanya untuk kalangan atas. Anak muda juga harus bangga memakai wastra Indonesia dengan desain yang lebih fresh dan modern,” ungkap Hendra.
Ke depan, Hendra berharap Yusuf Indonesia dapat memperluas pasar internasional. Setelah sebelumnya melakukan ekspor ke Hong Kong dan Malaysia, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pemerintah dan berbagai stakeholder agar produk-produk Yusuf Indonesia dapat mendunia.
Nama “Yusuf” sendiri dipilih sebagai nama brand dengan harapan setiap karya yang dihasilkan bisa memancarkan karisma dan keindahan, seperti halnya Nabi Yusuf.
