Detikdjakarta.com Jakarta – Founder Bubu.com, Shinta Witoyo Dhanuwardoyo atau akrab disapa Shinta Bubu, menilai bahwa pemanfaatan teknologi merupakan langkah strategis untuk melestarikan sekaligus mempopulerkan budaya Indonesia ke tingkat global.
“Menurut saya ini adalah platform yang bagus untuk melestarikan budaya Indonesia menggunakan teknologi yang akan memudahkan, dan juga membuat generasi muda lebih tertarik karena bisa menggunakan AR, VR, dan hal-hal yang mereka sudah familiar,” ujar Shinta dalam sebuah wawancara.
Ia berharap inisiatif seperti Budaya Go dapat menjadi wadah bagi karya budaya Indonesia agar dikenal dunia. Namun, Shinta menekankan pentingnya kolaborasi antara pelaku budaya dan pelaku teknologi, mengingat tidak semua seniman memahami dunia digital.
“Pelaku budaya nggak semuanya paham digital, dan orang teknologi belum tentu paham budaya Indonesia. Jadi, semuanya harus dilakukan lewat kolaborasi. Itu yang bisa memperkuat semuanya,” jelasnya.
Terkait perhatian pemerintah terhadap sektor budaya, Shinta menilai peran komunitas sangat penting dalam menopang ekosistem seni dan budaya, tanpa harus menunggu inisiatif dari pemerintah.
“Pembentukan komunitas itu penting karena bisa saling mendukung dan berkolaborasi. Tidak harus menunggu pemerintah. Dari dulu saya tidak pernah menunggu orang lain, kalau bisa dikerjakan sendiri ya jalankan,” tuturnya.
Sebagai pengusaha yang sudah lebih dari 30 tahun berkecimpung di dunia digital, Shinta juga dikenal aktif menjadi mentor bagi anak muda untuk membangun mentalitas kemandirian dan kolaborasi.
Berbicara tentang perusahaannya, Bubu.com yang telah berdiri selama hampir tiga dekade kini berevolusi menjadi “cultural intelligence agency.”
“Awalnya kami digital marketing agency, tapi sekarang kami melihat bahwa dunia marketing membutuhkan pemahaman budaya. Mau itu budaya fashion, sneaker, gaming, semuanya penting untuk dipahami agar bisa membangun branding yang relevan,” ujar Shinta.
Menutup perbincangan, Shinta berharap semakin banyak muncul perusahaan dan platform digital yang mampu mengangkat budaya Indonesia ke mata dunia.
“Harapan saya, kita bisa melahirkan lebih banyak lagi perusahaan yang mengangkat budaya Indonesia ke level global. Pandangan saya sejak dulu memang harus global,” pungkasnya.


















