Jakarta, Rektor Universitas Persatuan Guru (UPG) 1945 Nusa Tenggara Timur untuk Uly Jonathan Riwu Kaho, S.P., M.M., menghadiri pelantikan Pengurus Pusat Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) serta Rembug Nasional Arah Pendidikan Tinggi Menuju Indonesia Emas 2045 yang digelar di Hotel Krakatau Jakarta, Senin (17/11/25).
Uly Jonathan menegaskan bahwa forum nasional ini menjadi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi antar-perguruan tinggi swasta dalam membangun ekosistem pendidikan tinggi yang adaptif, inovatif, dan berdaya saing global.
“Indonesia membutuhkan sumber daya manusia yang tangguh, kreatif, dan relevan dengan kebutuhan zaman. Perguruan tinggi swasta, termasuk UPG 1945 NTT, memiliki peran strategis dalam mencetak generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Uly Jonathan.
Rektor muda yang dikenal progresif itu juga menyoroti tantangan perguruan tinggi di kawasan Indonesia Timur. Menurutnya, peningkatan kualitas dosen, penguatan riset, dan percepatan transformasi digital adalah tiga pilar penting yang harus terus diperjuangkan.
“Kami di UPG 1945 NTT berkomitmen memperkuat mutu akademik, memperluas kemitraan nasional, dan menghadirkan inovasi pendidikan berbasis teknologi. Kehadiran kami di APTISI hari ini adalah wujud kontribusi aktif untuk membangun ekosistem pendidikan tinggi yang inklusif di seluruh wilayah Nusantara,” tambahnya.
Uly Jonathan juga menyampaikan bahwa UPG 1945 NTT siap mengambil peran lebih besar dalam jejaring nasional APTISI terutama dalam pengembangan kapasitas perguruan tinggi di wilayah timur Indonesia.
“Kami ingin memastikan bahwa mahasiswa di Nusa Tenggara Timur mendapatkan akses pendidikan berkualitas dan peluang yang sama dengan daerah lain. Menuju 2045, tidak boleh ada daerah yang tertinggal dalam pembangunan pendidikan,” tegasnya.
Pelantikan Pengurus Pusat APTISI dan Rembug Nasional ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam penyatuan visi pembangunan perguruan tinggi swasta menuju Indonesia Emas 2045 dengan semangat kolaborasi, inovasi, dan pemerataan pendidikan, sambungnya.


















