Sumenep, detikj— PT PLN (Persero) kembali menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan pemerataan akses energi melalui pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di tujuh wilayah kepulauan di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Langkah ini menjadi bukti konkret dalam memperkuat kedaulatan energi nasional serta menjawab kebutuhan masyarakat pesisir akan pasokan listrik yang andal dan berkelanjutan.
Tujuh wilayah kepulauan yang kini telah menikmati layanan listrik dari energi baru dan terbarukan tersebut adalah Pulau Pagerungan Kecil, Pulau Saubi, Pulau Sakala, Pulau Sabunten, Pulau Goa-Goa, Pulau Tonduk, dan Pulau Paliat. Total kapasitas daya yang dihasilkan dari PLTS ini mencapai 571 kilowatt-peak (kWp), dengan jaringan distribusi sepanjang lebih dari 33 kilometer sirkuit (kms), menjangkau ratusan rumah tangga di wilayah terpencil.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, dalam pernyataannya menyampaikan bahwa pembangunan PLTS ini merupakan bentuk nyata keberpihakan PLN terhadap masyarakat yang selama ini belum tersentuh infrastruktur listrik secara memadai. “Ini adalah bukti nyata komitmen kami menghadirkan energi berkeadilan, dari kota hingga pelosok, dari daratan hingga kepulauan,” ujarnya.
Langkah PLN ini mendapat apresiasi dari berbagai kalangan, termasuk masyarakat lokal yang selama ini bergantung pada genset dan solar bersubsidi dengan biaya tinggi. Keberadaan PLTS tidak hanya menurunkan biaya operasional rumah tangga, tetapi juga membuka peluang peningkatan ekonomi lokal, terutama sektor perikanan dan UMKM.
Direktur Gagas Nusantara, Romadhon Jasn, menyambut positif inisiatif PLN tersebut. Menurutnya, proyek PLTS ini menjadi contoh nyata bagaimana BUMN energi dapat memperkuat keadilan sosial melalui layanan dasar yang inklusif. “Ini adalah wajah baru pembangunan—energi bersih untuk masyarakat yang selama ini termarjinalkan. PLN telah menjawab tantangan pemerataan dengan solusi terukur dan berkelanjutan,” katanya ke awak media, Selasa (1/7/2025).
Romadhon juga menilai proyek ini selaras dengan komitmen Indonesia dalam transisi energi dan pencapaian target Net Zero Emission 2060. “Pengembangan energi surya di wilayah kepulauan juga memperkuat ketahanan energi daerah yang sebelumnya sangat tergantung pada logistik BBM,” tambahnya.
PLN sendiri mencatat, proyek ini turut mendukung pengurangan emisi karbon lebih dari 700 ton CO₂ per tahun. Dengan operasional penuh yang sudah berjalan sejak akhir Juni, PLN juga telah melatih operator lokal dan menyertakan edukasi ke masyarakat mengenai efisiensi penggunaan listrik dan perawatan instalasi.
Romadhon Jasn berharap agar langkah PLN ini direplikasi di wilayah kepulauan lainnya di Indonesia, mengingat Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau, banyak di antaranya belum memiliki akses listrik 24 jam. “PLN telah membuka jalan, tinggal diperkuat dari sisi regulasi, dukungan fiskal, dan keterlibatan masyarakat,” pungkasnya.
Langkah PLN ini menunjukkan bahwa dengan inovasi, keberpihakan, dan kemauan politik yang kuat, mimpi menghadirkan energi bersih dan merata untuk seluruh rakyat Indonesia bukan lagi sekadar wacana.