Jakarta, Cibubur – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) DKI Jakarta kembali menorehkan langkah penting dalam konsolidasi kaderisasi dan arah gerakan dengan menyelenggarakan “Kemah Pergerakan” di Bumi Perkemahan Cibubur. Kegiatan ini mengangkat tema besar “Satu Nafas, Satu Gerakan untuk Peradaban” sebagai penegasan visi kolektif kader PMII di Ibu Kota untuk berkontribusi dalam menyiapkan generasi emas Indonesia.
Ketua PKC PMII DKI Jakarta, Muhammad Nadzir Ahyaul’ilmi, dalam sambutannya menegaskan bahwa “satu nafas, satu gerakan” bukan hanya sekadar slogan, melainkan spirit yang menyatukan seluruh elemen PMII. “PMII DKI Jakarta ingin menegaskan bahwa pergerakan kita harus seragam dalam semangat, tetapi tetap kaya dalam gagasan. Satu nafas berarti kita bergerak dengan ruh yang sama, sedangkan satu gerakan berarti kita melangkah dalam arah yang terkoordinasi untuk peradaban. Inilah kontribusi nyata PMII DKI bagi bangsa,” ungkapnya.
Tema ini hadir sebagai jawaban atas tantangan zaman, di mana disrupsi teknologi, dinamika politik global, dan ketimpangan sosial menuntut mahasiswa untuk lebih dari sekadar kritis. PMII DKI Jakarta menyadari bahwa konsolidasi gerakan tidak boleh terpecah ke dalam ego sektoral, melainkan harus dirajut dalam satu kesatuan gerak yang berorientasi pada masa depan bangsa.
Kegiatan ini dihadiri dua tokoh penting sebagai orator pergerakan dan juga sebagai sosok inspirasi kader PMII DKI Jakarta.
Pertama, Staf Khusus Menteri Agama RI, Gugun Gumilar, yang menekankan bahwa aktivis PMII harus mampu membaca zaman secara tajam. “Kita tidak boleh hanya reaktif. PMII harus hadir dengan analisis tajam, peka terhadap geopolitik, dan menguasai isu-isu besar. Dengan begitu, kita bisa menjawab tantangan Indonesia emas, bukan hanya sekadar ikut arus,” ucapnya penuh semangat.
Kedua, Wakil Menteri Sekretaris Negara, Juri Ardiantoro, yang menekankan pentingnya fashion kepakaran di kalangan aktivis. “Kritik memang penting, tapi kepakaran jauh lebih penting untuk membuka peluang masa depan. Aktivis PMII harus hadir sebagai ahli di bidang masing-masing, agar ke depan bisa mewarnai peradaban bukan hanya dengan gagasan, tapi juga dengan kompetensi nyata, sehingga kader PMII DKI Jakarta bisa menjadi bagian dari solusi bangsa kedepannya” kata Juri.
selain itu, sebagai bentuk penghormatan, PKC PMII DKI Jakarta menyematkan gelar *“Bapak PMII DKI Jakarta”* kepada Juri Ardiantoro. Gelar ini diberikan sebagai apresiasi atas dedikasi dan konsistensinya dalam membimbing serta mendukung perjalanan kaderisasi PMII di wilayah DKI Jakarta.
Dengan suasana yang menggabungkan kekompakan, refleksi intelektual, dan semangat kebersamaan, “Kemah Pergerakan” tidak hanya menjadi ruang belajar, tetapi juga momentum penting untuk meneguhkan arah gerakan dan tentunya orientasi kedepan PMII DKI Jakarta
PKC PMII DKI Jakarta menegaskan bahwa peradaban masa depan hanya bisa diwujudkan jika mahasiswa bergerak bersama, berjejaring luas, dan menyalakan semangat kolektif. Melalui “Kemah Pergerakan” inilah ada pesan yang juga ingin disampaikan, bahwa di tengah perbedaan dan arus perubahan zaman yang begitu cepat. PMII DKI Jakarta memilih satu: Satu nafas, satu gerakan untuk cita cita peradaban yang maju, inklusif dan berkeadilan,” Ucap Ulil (Ketua PKC PMII DKI Jakarta)