Detikdjakarta – Jakarta, 22 Oktober 2024 – Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dan Perhimpunan Bronkoskopi Indonesia (PERBRONKI) akan menggelar Kongres Nasional PDPI ke-17 yang digabungkan dengan World Congress of Bronchology and Interventional Pulmonology serta World Congress for Bronchoesophagology di Bali. Acara yang diadakan pada 23-27 Oktober 2024 ini mengusung tema “A Magical Blend of Learning: Science, Culture, and Nature” dan dihadiri lebih dari 1.500 peserta dari seluruh dunia.
Kongres ini akan menampilkan sesi ilmiah, lokakarya, dan diskusi panel yang membahas inovasi terbaru dalam diagnosis dan terapi penyakit paru, termasuk teknik bronkoskopi robotik. PDPI berharap dapat bekerja lebih erat dengan pemerintah dalam memperkuat kebijakan kesehatan paru, terutama terkait pengurangan polusi udara dan konsumsi rokok, serta meningkatkan akses teknologi diagnostik modern.
Acara ini dipimpin oleh Prof. Dr. dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K), Ketua Umum PDPI, dengan dukungan Dr. Alvin Kosasih, Sp.P(K), Sekretaris Umum PDPI. PDPI juga mengajak media untuk turut serta mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan paru-paru melalui ilmu pengetahuan dan kolaborasi global.
Sejarah Perkembangan Pulmonologi dan Bronkoskopi di Indonesia
Bronkoskopi, yang menjadi andalan dalam diagnosis penyakit paru, telah berkembang pesat di Indonesia sejak diperkenalkan oleh para dokter perintis. Salah satunya adalah Prof. dr. Rasmin Rasjid, SpP, yang mempelajari teknik ini dari Dr. Chevalier Jackson di Amerika Serikat. Prof. Rasmin kemudian mengaplikasikan bronkoskopi di RSCM dan RS Persahabatan, yang menjadi pusat pengembangan bronkoskopi di Indonesia.
Pada tahun 1970, Prof. dr. Hadiarto Mangunnegoro dan Prof. dr. Nirwan Arief membawa bronkoskopi serat optik lentur (fiberoptic bronchoscopy) dari Jepang, yang kemudian berkembang pesat di Indonesia. Kini, bronkoskopi menjadi bagian penting dalam pendidikan dokter paru di Indonesia, dengan RS Persahabatan sebagai pusat pelatihan utama.
PERBRONKI Mendorong Pulmonologi Intervensi di Indonesia
PERBRONKI (Perhimpunan Bronkoskopi Indonesia) berperan besar dalam memajukan ilmu bronkoskopi dan pulmonologi intervensi di Indonesia. Organisasi ini mengembangkan pelatihan dan penelitian, serta menjadi tuan rumah berbagai kongres internasional. Pada Oktober 2024, PERBRONKI akan menyelenggarakan 23rd World Congress for Bronchology and Interventional Pulmonology di Bali, memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat keunggulan pulmonologi intervensi di dunia.
PDPI: Komitmen Terhadap Pengendalian TBC di Indonesia
Prof. Tjandra Yoga Aditama dari Majelis Kehormatan PDPI menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menangani TBC di Indonesia. Strategi PDPI mencakup deteksi dini, pengobatan TBC, serta penanganan penyakit terkait seperti HIV/AIDS dan diabetes. PDPI juga mengedepankan pentingnya skrining untuk mencegah penyebaran penyakit ini.
Melalui komitmen politik, anggaran yang memadai, dan kebijakan lintas sektor, PDPI berharap Indonesia dapat mempercepat pencapaian target pengendalian TBC, sekaligus meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Fokus PDPI pada Udara Bersih dan Kesehatan Paru
Pada peringatan Hari Paru Sedunia 25 September, PDPI menyoroti pentingnya udara bersih bagi kesehatan paru-paru, terutama di tengah ancaman perubahan iklim global. PDPI mendorong pemerintah untuk memperkuat sistem kesehatan nasional melalui berbagai program inovatif, seperti Hospital Emergency Plan dan pengembangan bangsal maya (Virtual Ward).
Empat prioritas utama PDPI dalam memperbaiki derajat kesehatan bangsa meliputi pencegahan penyakit, peningkatan akses layanan kesehatan, serta penguatan sarana dan prasarana kesehatan, yang diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan tangguh menghadapi tantangan kesehatan di masa depan.