Jakarta — Himpunan Pendidikan Tinggi Kesehatan (HPTKes) Indonesia menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I di Hotel Oakwood TMII Jakarta, Selasa (18/11/25). Forum strategis ini mengangkat tema “Menjawab Tantangan Transformasi dan Kemandirian Sistem Kesehatan Nasional Menuju Indonesia Emas 2045” yang dihadiri para pimpinan perguruan tinggi kesehatan, akademisi, peneliti, dan pemangku kepentingan nasional.
Ketua Panitia Rakernas, Siti Jumhati, SST., SKM., M.Kes., menyampaikan bahwa Rakernas pertama HPTKes ini merupakan tonggak penting bagi arah pembangunan pendidikan tenaga kesehatan Indonesia.
“Transformasi sistem kesehatan dimulai dari transformasi pendidikan. Perguruan tinggi kesehatan harus berani berubah, adaptif, dan menyiapkan SDM kesehatan yang berkompeten, inovatif, serta siap menghadapi tantangan global,” ujar Siti Jumhati.
Ia menjelaskan bahwa penguatan kurikulum berbasis teknologi, peningkatan kapasitas dosen, serta integrasi riset dengan kebutuhan industri kesehatan nasional menjadi fokus utama pembahasan dalam Rakernas.
“Kemandirian sistem kesehatan nasional tidak hanya soal fasilitas, tetapi juga kemandirian SDM. Pendidikan tinggi kesehatan harus memimpin perubahan itu,” tambahnya.
Sementara itu Ketua Umum HPTKes Indonesia, Prof. M. Budi Djatmiko, menegaskan bahwa HPTKes berperan strategis dalam mempercepat agenda Indonesia Emas 2045.
“Kita memasuki era persaingan global yang menuntut tenaga kesehatan dengan kompetensi tinggi. HPTKes Indonesia hadir untuk memastikan perguruan tinggi kesehatan mampu menjawab tantangan transformasi digital, kemandirian alat kesehatan, dan peningkatan layanan berbasis riset,” tutur Prof. Budi Djatmiko.
Transformasi sistem kesehatan hanya dapat dicapai melalui kolaborasi nasional yang kuat antara kampus, pemerintah, industri, hingga lembaga riset, imbuhnya.
“SDM kesehatan adalah tulang punggung Indonesia Emas 2045. Jika pendidikannya kuat, maka sistem kesehatan nasional akan berdiri kokoh dan mandiri,” ujarnya.
Rakernas I HPTKes Indonesia 2025 menghasilkan sejumlah agenda strategis, antara lain:
Penyelarasan kurikulum nasional pendidikan kesehatan dengan teknologi medis modern dan kebutuhan layanan masa depan.
Penguatan riset inovatif menuju kemandirian alat kesehatan dan farmasi nasional.
Pengembangan jejaring nasional–internasional untuk peningkatan kualitas tenaga pendidik.
Penataan tata kelola organisasi HPTKes untuk memperkuat peran strategis dalam sistem kesehatan nasional.
Forum ini ditutup dengan komitmen bersama seluruh peserta untuk memperkuat kolaborasi dan inovasi lintas sektor demi terwujudnya sistem kesehatan nasional yang tangguh, mandiri, dan berdaya saing global menuju Indonesia Emas 2045.


















