DETIKDJAKARTA, JAKARTA – Mayjen TNI (Purn) dr. Budiman Suhara, mantan Kepala Pusat Kesehatan TNI dan Koordinator Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, menyampaikan orasi yang menyoroti sejumlah persoalan dalam transformasi sistem kesehatan nasional di bawah kepemimpinan Menteri Kesehatan saat ini.
Dalam orasinya, dr. Budiman yang merupakan mantan Kapuskes TNI dan mantan Koordinator RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, dan pernah memimpin lebih dari 14.000 relawan tenaga kesehatan di masa pandemi, mengungkapkan keprihatinannya terhadap arah kebijakan kesehatan nasional. Ia menilai bahwa berbagai langkah transformasi yang dilakukan, seperti digitalisasi dan modernisasi sistem, justru menimbulkan ketegangan dengan para pemangku kepentingan sektor kesehatan.
“Kebijakan yang diambil menunjukkan kecenderungan komersialisasi pendidikan dan layanan kesehatan. Pembukaan fakultas kedokteran baru tanpa perencanaan matang dan keterlibatan stakeholder dikhawatirkan akan menurunkan kualitas dokter Indonesia,” ujarnya.
Dr. Budiman juga mengkritisi program medical tourism dan kebijakan rumah sakit vertikal yang terlalu menekankan keuntungan finansial, serta lemahnya strategi pembangunan kapasitas kesehatan di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Ia menilai kurangnya komunikasi dua arah serta minimnya partisipasi para pelaku layanan kesehatan dan pendidikan kedokteran dalam penyusunan kebijakan menjadi akar masalah utama.
Sebagai solusi, ia mengusulkan delapan poin rekomendasi, di antaranya:
1. Membangun kembali dialog strategis dengan stakeholder,
2. Penguatan keamanan dan kedaulatan data kesehatan,
3. Moratorium liberalisasi pendidikan kedokteran,
4. Penguatan layanan primer dan pemerataan penempatan dokter,
5. Evaluasi independen atas program-program transformasi kesehatan,
6. Serta menempatkan Menteri Kesehatan pada jabatan yang lebih sesuai dengan bidang keilmuannya.
Orasi tersebut menjadi catatan kritis dari seorang tokoh yang telah membuktikan kiprahnya dalam krisis kesehatan nasional, dengan harapan agar arah pembangunan kesehatan Indonesia kembali berpihak pada rakyat dan profesi medis di seluruh penjuru negeri.
Nda