Kendari – Gedung SMA Negeri 4 Kendari hingga kini masih menunjukkan kondisi memprihatinkan. Sejumlah kerusakan seperti retakan pada dinding, lantai yang tidak rata, serta atap yang belum terpasang sepenuhnya bahkan terlihat bolong, menjadi sorotan publik.
Kondisi tersebut menimbulkan pertanyaan besar, mengingat pada tahun anggaran 2024 telah dialokasikan dana sebesar Rp359 juta untuk kegiatan pengawasan rehabilitasi gedung tersebut.
Egit Setiawan, perwakilan dari Gerakan Aktivis Mahasiswa Kota Kendari, menyoroti adanya dugaan penyimpangan dalam penggunaan anggaran. Ia bahkan menduga keterlibatan kepala sekolah dalam praktik korupsi yang mengakibatkan hasil rehabilitasi jauh dari harapan.
“Pengawasan rehabilitasi gedung adalah proses penting untuk memastikan pelaksanaan perbaikan bangunan sesuai standar teknis, perencanaan, dan alokasi anggaran,” ujar Egit dalam pernyataan resminya, Kamis (15/5/2025).
Ia menegaskan bahwa proses pengawasan harus mencakup seluruh aspek perbaikan, mulai dari ruang kelas, atap, lantai, hingga instalasi listrik, agar sesuai dengan standar pendidikan nasional.
Ia menyebutkan, hal ini penting untuk menjamin proyek berjalan efisien, tidak terjadi pemborosan anggaran, serta menghasilkan fasilitas yang aman dan layak bagi siswa dan tenaga pendidik.
Namun, temuan kondisi fisik gedung yang diduga masih mengalami banyak kerusakan mengindikasikan bahwa fungsi pengawasan tidak berjalan optimal dan tidak mencerminkan penggunaan anggaran yang semestinya.
Di sisi lain, saat dikonfirmasi secara terpisah oleh tim media pada Kamis (15/5), Kepala SMA Negeri 4 Kendari, Liyu, membantah tudingan tersebut.
“Itu tidak benar. Itu selasar yang bukan bagian dari proyek,” tulisnya singkat dalam pernyataan tertulis.
Ia juga menambahkan bahwa proyek pembangunan gedung berlantai dua yang sedang berjalan tidak ada hubungannya dengan anggaran rehabilitasi yang dimaksud.
“Tidak ada hubungannya dan tidak ada anggaran Rp359 juta itu masuk di SMAN 4 KDI,” tegasnya.
Menanggapi polemik ini, mahasiswa dan publik mendesak agar dilakukan audit dan investigasi menyeluruh untuk memastikan transparansi serta menindak tegas apabila ditemukan penyimpangan.
Egit Setiawan menyatakan pihaknya akan segera melaporkan temuan ini ke instansi terkait guna mendapatkan jawaban dan kejelasan lebih lanjut.
Laporan: Red.