Jakarta, detikj – Masyarakat yang terlanjur kecewa dengan kualitas Pertamax setelah terungkapnya kasus pengoplosan kini mendapat angin segar. Kejaksaan Agung (Kejagung) melalui Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus), Febrie Adriansyah, akhirnya memastikan bahwa Pertamax yang dijual oleh Pertamina sudah memenuhi standar dan kualitas yang ditetapkan. Hal ini datang setelah banyaknya konsumen yang beralih ke SPBU swasta akibat keraguan tentang kualitas BBM milik Pertamina.
Febrie dalam konferensi pers di Kompleks Parlemen, Jakarta, pada 5 Maret 2025, menyampaikan bahwa Kejagung sudah berkoordinasi dengan Pertamina untuk menguji produk mereka secara terbuka. “Kami sudah pastikan, Pertamax dan BBM lainnya sudah memenuhi standar yang ditetapkan. Masyarakat harus yakin, Pertamina sudah melakukan uji produk secara terbuka,” ujar Febrie.
Namun, meskipun Kejagung sudah memastikan kualitas produk Pertamina, kepercayaan masyarakat yang hilang tak akan pulih dalam semalam. Masyarakat kini meminta Pertamina untuk menunjukkan hasil nyata dari komitmen perbaikan kualitas dan tata kelola mereka.
Crisis Center Pertamina yang baru dibentuk menjadi langkah penting dalam memastikan transparansi dan perbaikan di dalam tubuh perusahaan. Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, berkomitmen untuk membawa perubahan besar dalam perusahaan dan memastikan kualitas layanan mereka kembali menjadi kebanggaan rakyat. Dalam konferensi persnya, Simon mengatakan, “Kami ingin Pertamina tetap menjadi kebanggaan masyarakat. Kami akan memastikan bahwa langkah-langkah perbaikan yang kami lakukan transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.”
Gagas Nusantara menyambut positif langkah ini dan menyarankan agar proses perbaikan dilakukan secara terbuka dengan melibatkan masyarakat. Romadhon Jasn, Direktur Gagas Nusantara, menekankan pentingnya uji kualitas Pertamax yang disiarkan secara langsung di berbagai platform. “Kami mendukung penuh langkah Kejagung dan Pertamina untuk memastikan kualitas Pertamax. Namun, transparansi adalah kunci untuk mendapatkan kembali kepercayaan masyarakat. Tes produk secara terbuka sangat penting agar masyarakat bisa melihat hasilnya langsung,” ujar Romadhon, Kamis (6/3/2025)
Selain uji produk yang terbuka, Gagas Nusantara juga mendorong Pertamina untuk memperkuat saluran pengaduan yang lebih mudah diakses oleh masyarakat. Masyarakat harus bisa melaporkan setiap ketidaksesuaian yang mereka temui di lapangan. “Pertamina perlu mendengarkan keluhan konsumen dengan serius dan segera menindaklanjuti laporan yang diterima. Ini penting agar masyarakat merasa didengar dan kepercayaan dapat pulih,” lanjut Romadhon.
Selain itu, Gagas Nusantara menyarankan Pertamina untuk lebih banyak melakukan dialog langsung dengan masyarakat. Direktur-direktur Pertamina diharapkan turun ke lapangan dan berkomunikasi langsung dengan warga di berbagai daerah. “Masyarakat ingin mendengar langsung dari pihak Pertamina tentang langkah-langkah yang diambil. Dialog ini akan sangat membantu masyarakat memahami perbaikan yang sedang dilakukan,” kata Romadhon.
“Pertamina adalah aset bangsa, dan kami harus mendukungnya. Kami hanya berharap agar Pertamina tidak hanya memperbaiki tata kelola mereka, tetapi juga menunjukkan bahwa mereka peduli pada kebutuhan dan kepercayaan rakyat,” tutup Romadhon.
Dengan adanya jaminan dari Kejagung dan pembentukan Tim Crisis Center oleh Pertamina, Gagas Nusantara yakin bahwa kepercayaan masyarakat akan pulih, dan Pertamina akan kembali menjadi kebanggaan bangsa.