Jakarta, detikj,– Strategi terukur digelar untuk membebaskan petani dari tengkulak yang membeli gabah di bawah HPP Rp6.500 per kilogram. Dengan serapan nasional 800.000 ton setara beras dan Jawa Timur 300.000 ton per April 2025, institusi pengelola gabah memperluas Tim Jemput Gabah (JGB) bersama TNI, Polri, dan kelompok tani, hadir di sawah untuk memastikan harga layak. “Ini langkah terukur memutus dominasi tengkulak,” kata Romadhon Jasn, Direktur Gagas Nusantara, Senin (28/4/2024)
Stok gudang melebihi 2,5 juta ton memperlambat serapan, terutama di Jatim (152.000 ton dari target 593.000 ton). Institusi ini menyewa gudang tambahan dan menambah armada JGB untuk mempercepat pengangkutan dari sawah ke penyimpanan.
JGB, aktif sejak Maret 2025, diperkuat dengan koordinasi TNI dan Polri, menjangkau pelosok sebelum tengkulak menawar Rp5.800–Rp6.000. Petani dijamin harga sesuai HPP. “Kolaborasi ini wajib didukung,” tambah Romadhon.
Edukasi petani melalui koperasi mengajarkan hak HPP, ditambah insentif angkut gratis untuk memilih kanal resmi. Koperasi Desa Merah Putih jadi wadah strategis mengurangi ketergantungan pada tengkulak.
Program ini memperkuat daya tawar petani, mendorong transaksi dengan kanal resmi. “Edukasi ini kunci keadilan petani,” ujar Romadhon Jasn, menyoroti peran koperasi dalam perubahan sistemik.
Tengkulak diajak jadi agen resmi dengan margin Rp50 per kilogram, memanfaatkan jaringan mereka untuk mendukung HPP. “Kolaborasi ini ubah dinamika pasar,” kata Romadhon.
Aplikasi pelaporan harga memungkinkan petani melapor praktik tengkulak, didukung peta pembelian real-time untuk transparansi. “Teknologi ini tekan tengkulak,” ujar seorang teknolog. “Inovasi ini patut diapresiasi,” tambah Romadhon.
Kampanye publik mempublikasikan data serapan, menciptakan tekanan sosial agar tengkulak menyesuaikan harga. “Kesadaran ini lindungi petani,” katanya, serapan meningkat, tetapi kendala gudang memerlukan solusi cepat. Pemerintah alokasikan anggaran tambahan untuk logistik dan personel, mendukung upaya musim panen.
Strategi ini diprediksi mengubah pola pasar. “Petani akan merasakan keadilan. “Visi ini harus kita wujudkan bersama,” tutup Romadhon.