Indonesia Fashion Parade 2023 Angkat Busana Rejuvination

FASHION24 Dilihat

Jakarta | Detikdjakarta.com – Kegiatan Indonesia Fashion Parade (IFP) 2023 kali ini digelar, berbeda dari tahun sebelumnya, dimana IFP 2023 yang digelar di hotel Discovery Ancol, Jakarta Utara, Senin 4 /7/ 2023 tersebut mengambil tema Busana Rejuvination yaitu mendaur ulang pakaian lama untuk di rombak dengan kreasi/desain baru. Inilah yang menjadi tantangan bagi para Desainer.

CEO Indonesia Fashion Parade 2023, Athan Siahaan, dalam jumpa Pers, memberikan alasan mengambil tema diatas bertujuan untuk merespons isu Indonesia, karena dinilai menjadi salah satu negara penyumbang sampah terbesar di dunia. Dimana satu bulan bisa mencapai 7 ribu ton.

Kami mengambil tema itu agar pakaian-pakaian yang masih ada di Almari dan masih layak pakai itu bisa didaur ulang, sehingga bisa digunakan kembali dan bisa mempunyai daya jual kembali. Dan bisa turut berpartisipasi Mengurangi limbah, pinta Athan Siahaan.

Dalam Fashion hari ini kita bersyukur banyak karya para Desainer laku terjual, bahkan ada juga desainer muda yang telah di percaya menjadi desainer busana artis Ibukota, dan dalam kesempatan ini kami juga mengungkapkan terimakasih kepada para sponsor, Arta Graha, Hotel Discovery, dan seponsor lainnya, tambah Athan.

Sementara para desainer yang menampilkan karyanya, M Rizky Jumbriyono, Linda Panggabean, Hikmawati Arsiyd, Dewi Marda, Tru Fatmah, Ukke Wahyu, Arlinawati, dan Sari Soentoro.

Desainer M Rizky Jumbriyono menjelaskan, bahwa “Konsep yang dibawa adalah konsep Kalimantan Tengah. Karyanya hasil daur ulang dari jas berwarna hitam. Menjadi baju kebesaran Paskibraka. sehingga sesuai dengan tema kita hari ini,”paparnya.

Desainer Linda Panggabean, menjelaskan bahwa pakaian yang diperagakan itu tampilannya bernama Ulos Sadum. memiliki arti kumpulan keindahan yang hidup jadi satu (motifnya).

Jadi kata dia, sadum itu motifnya sebagaimana orang Batak memandang dunia adalah indah. Dimana di kain itu pohon yang berwarna-warni, rumah, dan ada burung yang berwarna-warni.

Dan Desainer Hikmawati Arsiyd, menampilkan karyanya dengan butterfly. Filosofinya adalah kupu-kupu dan sains.

Dewi Marda, menampilkan karyanya dengan mengambil motif Bekasi. Dimana Bekasi itu kata dia ada unsur sejarahnya, budaya, flora dan fauna, juga warna.

Perbedaan batik Bekasi dengan batik lainnya menurut dia, batik Bekasi itu cenderung lebih ngejreng. Warnanya terang-terang.

Tru Fatmah, menampilkan karyanya dengan tema “Beutiful of Tenun”. Alasan ia mengangkat tema itu pada karyanya karena merasa tenun itu sangat indah. Kali ini ia aplikasikan tenun Kalimantan.

Ukke Wahyu, menampilkan perpaduan jins dengan tenun. Kedua, ia menampilkan perpaduan rompi dengan kain tenun. Pun dengan sarung, ia katakan, dari tenun. Tenun Badui.

Arlinawati, menampilkan karya daerahnya sendiri, yakni dari Padang: Baju Kurung. Alasan dia untuk menjaga kekayaan daerahnya karena sejauh ini Baju Kurung masih dipakai oleh anak-anak sekolah pada hari Jumat.

Sari Soentoro, menampilkan karyanya dengan mengangkat tema The Power Lurik. Alasan dia mengangkat tema itu karena ia merasa bahwa kain lurik seperti termajinalkan. Ke model, ia kombinasikan kain lurik dengan syal dari berbagai daerah, seperti dari NTT. (dar/lin))

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed