TANGERANG (DETIKDJAKARTA.COM) –
Ada sekitar 200 orang yang hadir sebagai peserta berasal dari ormas Kembang Latar yang datang dari wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan.
Mereka terlihat duduk rapih dengan seragam dominan warna merah saat menyimak arahan dari Ketua DPD Kembang Latar DKI, Supriadi yang hadir di acara tersebut didampingi Wakil Ketua Ade.
Suasana pun langsung meriah saat Supriadi membakar semangat seluruh peserta dengan Yel-Yel saling bersahut dengan gegap gempita memenuhi ruangan.
Sesaat kemudian hadir di hadapan mereka, sosok sentral yang tengah ditunggu, yakni Hj. Himmatul Alyah, S.Sos, M.Si, anggota DPR RI Fraksi Gerindra dari daerah pemilihan Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Luar Negeri.
Himmatul pun langsung memandu sebuah perbincangan penting: Sosialisasi Empat Pilar MPR RI.
Empat pilar itu bukan sekadar jargon politik. Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika menjadi dasar yang mengikat kehidupan berbangsa. “Empat pilar ini adalah fondasi yang harus terus kita rawat bersama, agar bangsa Indonesia tetap kuat menghadapi perubahan zaman,” ujar Himmatul di hadapan peserta.
Di ruangan RM Ampera, Jalan HOS Cokroaminoto No. 49, suasana diskusi pun terasa cair. Sesekali tawa peserta pecah ketika Himmatul membawakan materi dengan bahasa yang lugas dan dekat dengan keseharian warga. Ia menekankan pentingnya nilai kebangsaan ditanamkan bukan hanya dalam ruang formal, tetapi juga dalam interaksi sehari-hari di tengah masyarakat.
Bagi sebagian peserta, kegiatan ini menjadi ruang bertemu sekaligus ruang belajar. Bainana (40), anggota Kembang Latar dari wilayah Jakarta Selatan, mengaku mendapat pencerahan baru.
“Sering kali kita dengar soal Empat Pilar, tapi baru kali ini saya benar-benar paham maknanya. Saya jadi tahu bagaimana Pancasila bisa diterapkan dalam kehidupan keluarga sehari-hari,” tuturnya.
Senada dengan itu, Victor George Londong (53), pria asal Lebak Bulus, menyebut acara ini memberi motivasi untuk lebih peduli pada lingkungan sekitar.
“Saya merasa punya tanggung jawab untuk menjaga toleransi di kampung saya. Kalau bukan kita yang perduli, siapa lagi?” katanya penuh semangat.
Himmatul yang telah beberapa tahun duduk di Senayan menegaskan, kegiatan semacam ini akan terus ia gulirkan di dapilnya. Menurut dia, keberhasilan membumikan nilai kebangsaan tidak semata ditentukan oleh pemerintah, tetapi juga bergantung pada partisipasi aktif masyarakat.
Ketika acara berakhir menjelang sore, para peserta terlihat masih saling berbincang. Beberapa di antaranya bahkan mendekati Himmatul untuk menyampaikan aspirasi.
Di tengah suasana keakraban ruang makan yang menjadi tempat pertemuan itu, tersimpan harapan besar: nilai-nilai kebangsaan terus hidup dan menyatu dengan denyut nadi masyarakat. (///)