JAKARTA (DETIKDJAKARTA.COM) –
Tagar berbau keagamaan dan perencanaan masa depan, #BlueprintRoadmap10Des, dilaporkan sempat menduduki posisi trending teratas di Twitter (X), menarik perhatian warganet nasional. Kegaduhan digital ini terkait dengan rencana pelaksanaan Seminar Nasional yang mengusung tema “Blueprint & Roadmap Langit: Peta Jalan Indonesia dan dunia 2026–2029 Berdasarkan Mubasyirat (Mimpi Benar dari Allah)” oleh Majelis Gerakan Akhir Zaman (GAZA).
Seminar Digelar di Asrama Haji Pondok Gede
Seminar ini dijadwalkan akan berlangsung pada awal Desember di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur. Acara tersebut bertujuan memaparkan hasil kajian Majelis GAZA mengenai blueprint dan roadmap yang diklaim bersumber dari ribuan Mubasyirat (mimpi benar dari Allah atau informasi dari langit).
Raden Diki Candra Purnama, M.M., selaku Ketua Majelis GAZA, menyampaikan kepada media bahwa perlu adanya penjelasan rinci kepada masyarakat mengenai konsep Mubasyirat ini.
“Indonesia berada di persimpangan sejarah besar. Tanda-tanda bencana alam, gejolak sosial, perubahan politik, hingga rivalitas geopolitik global semakin nyata. Di saat yang sama, muncul berbagai mubasyirat (mimpi benar dari Allah atau informasi dari langit) yang memberikan petunjuk arah bagi bangsa ini.” ungkap Raden Diki Candra Purnama
“Mubasyirat yang sudah banyak benar terbukti terjadi, bukanlah khayalan, melainkan bagian dari ‘sisa wahyu’ sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih. Karena itu, mengabaikannya sama dengan menutup pintu hikmah yang Allah berikan.”
“Melihat perkembangan itu, Majelis GAZA merasa perlu untuk menyampaikan hasil kajian Blueprint & Roadmap Indonesia 2026–2029, bersumber dari ribuan Mubasyirat… Rencana kami akan mengadakan Seminar Nasional mengenai Tafsir Mubasyirat.”
Konteks Keagamaan dan Reaksi Publik
Penggunaan istilah “mubasyirat” — yang merujuk pada kabar gembira atau pertanda baik spiritual — untuk merumuskan peta jalan hingga tahun 2029 menjadi subjek utama perdebatan di media sosial.
Seminar ini direncanakan akan menghadirkan beberapa narasumber dengan sub tema yang mencakup analisis integratif atas strategi ruhiyah, geopolitik, ekonomi, sosial, dan pendidikan dalam menghadapi krisis multidimensi global. Majelis GAZA berharap acara ini dapat membuka “ruang dialog strategis antara ulama, akademisi, pemerintah, ormas, dan masyarakat.”


















