Detikdjakarta.com, Jakarta, 25 September 2025 – Dunia memperingati Hari Paru Sedunia dengan tema “Paru Sehat, Hidup Sehat”. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) mengingatkan, paru merupakan organ vital yang harus dijaga, sebab penyakit paru masih menjadi penyebab utama kematian di Indonesia.
Menurut data WHO, Indonesia menghadapi lebih dari 1 juta kasus tuberkulosis (TB) setiap tahun dengan kematian lebih dari 100 ribu orang. Pneumonia merenggut 50 ribu nyawa per tahun, sementara kanker paru menjadi penyebab kematian kanker tertinggi dengan korban lebih dari 20 ribu jiwa. Selain itu, sekitar 9 juta orang hidup dengan PPOK dan 12 juta dengan asma.
Ancaman terbesar datang dari rokok. Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mencatat 70 juta perokok aktif, termasuk 56,5% remaja usia 15–19 tahun. Rokok konvensional maupun elektrik (vape) disebut menyebabkan lebih dari 268 ribu kematian tiap tahun. Kerugian ekonomi akibat rokok diperkirakan mencapai 410 triliun rupiah, jauh lebih besar dibandingkan penerimaan cukai.
Tak hanya rokok, polusi udara dan kebakaran hutan juga memperparah kesehatan paru masyarakat. Data KLHK 2023 mencatat 487 kejadian kebakaran hutan dan lahan yang menghasilkan asap pekat. Emisi kendaraan, asap industri, hingga perubahan iklim dengan konsentrasi polutan tinggi memperburuk kondisi paru, terutama pada anak-anak dan kelompok rentan.
PDPI menekankan perlunya langkah nyata, mulai dari berhenti merokok, menghindari polusi, vaksinasi, olahraga teratur, hingga deteksi dini penyakit paru. Di sisi kebijakan, regulasi udara bersih, kenaikan cukai rokok, kawasan tanpa rokok, serta pemanfaatan teknologi medis modern menjadi kunci untuk menekan angka penyakit paru di Indonesia.
“Paru sehat adalah dasar kehidupan sehat. Mari bersama menjaga paru, karena paru sehat berarti hidup sehat,” seruan PDPI di Hari Paru Sedunia 2025.