Jakarta – Forum Pemerhati Kebijakan Publik (Formatik) mengapresiasi langkah yang diambil Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang terbuka terhadap kritik-kritik yang ditujukan kepada Korps Bhayangkara.
Ahmad Latupono (red ; anyong) dalam rilis resminya menyampaikan dukungan dan apresiasi kepada Korps Bhayangkara dibawah komando Jenderal LSP yang menunjukan sikap dewasa dan terbuka dalam menyikapi kritikan dari berbagai elemen anak bangsa.
Anyong menilai langkah yang diambil oleh Kapolri bagian dari treatmen institusi kepolisian dalam menindaklanjuti setiap kritikan yang dilayangkan kepada Aparat Penegak Hukum.
“langkah yang diambil oleh polri perlu kita apresiasi, tentu itu bagian dari treatment kepolisian dalam menindaklanjuti setiap kritik yang dilayangkan kepada institusi kepolisian”, kata Anyong dalam rilis resminya pada Senin, (24/2/2025) di Jakarta.
Seperti diketahui, sebelumnya jagat Sosial Media diramaikan oleh salah satu Band lokal yang menyampaikan lirik-lirik lagunya pada saat menggelar konser. Band yang bernama Sukatani tersebut menyampaikan kritikan kepada kepolisian dengan judul lagunya “bayar bayar bayar”
Mendapati hal tersebut, pihak kepolisian dibawah komando Jenderal LSP sontak menanggapi kritikan tersebut dengan dingin dan humanis, terlebih Kapolri sendiri menawarkan kepada Band Sukatani tersebut untuk menjadi duta untuk Korps Bhayangkara tersebut.
Diakhir keterangannya, selaku Direktur Forum Pemerhati Kebijakan Publik. Ahmad Latupono mengajak kepada semua elemen bangsa terkhusus anak-anak muda untuk bersama membantu kerja-kerja kepolisian. Ia pun mendorong kepada siapapun yang hendak mengkritik Korps Bhayangkara untuk selalu mengedepankan sisi humanis dan rasa toleransi.
“melakukan kritik boleh saja, tapi kita juga harus humanis dan elegan, justru langkah yang diambil oleh kapolri adalah bagian dari citra humanis kepolisian dalam menyikapi kritik, seyogyanya kita membantu kerja-kerja kepolisian, dan saya yakin kepolisian kita tidak anti terhadap kritik, justru mereka mau bermitra dengan siapa saja”, papar Anyong. (***)
