Jakarta — Sejumlah mahasiswa mengadakan demonstrasi di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Selasa, 19 Agustus 2025.
Demonstrasi ini menuntut KPK untuk segera memeriksa dan memanggil La Ode Muhammad Nurjaya, Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (DPRKPP) dari Provinsi Sulawesi Tenggara, serta pihak CV Mahadewi, kontraktor yang bertanggung jawab untuk proyek Dermaga Bangko di Kabupaten Muna Barat.
Koordinator aksi, Ismail Marcos, berpendapat bahwa runtuhnya dermaga senilai Rp3,3 miliar itu menunjukkan adanya kemungkinan besar praktik korupsi. Proyek dermaga ini diresmikan pada akhir Desember 2024, tetapi sudah runtuh pada akhir Juli 2025 dengan tiang pancang yang patah, retakan pada beton, dan bahan berkualitas buruk.
“Bagaimana sebuah proyek dermaga yang menelan biaya Rp3,3 miliar bisa hancur dalam waktu singkat? Ini jelas mengindikasikan adanya dugaan serius tindak pidana korupsi,” ujar Ismail Marcos.
Ismail melanjutkan bahwa para demonstran juga memperhatikan bahwa kontraktor pelaksana, CV Mahadewi, diduga memiliki hubungan dekat dengan La Ode Muhammad Nurjaya yang bertanggung jawab atas proyek. Hubungan ini dianggap memberi kesempatan untuk kolusi dari proses tender hingga pelaksanaan pekerjaan.
“Kami juga menyoroti jangan sampai ada hubungan erat antara CV Mahadewi dengan La Ode Muhammad Nurjaya. Keterkaitan ini memungkinkan terjadinya kolusi dari mulai tender hingga pelaksanaan proyek,” tambah Ismail Marcos.
Ismail juga menegaskan bahwa mereka akan kembali dengan lebih banyak orang jika tuntutan ini tidak segera mendapat perhatian serius dari KPK.
“Kami pastikan akan kembali ke KPK RI dengan massa yang lebih besar jika gerakan kami hari ini tidak ditanggapi oleh pihak KPK,” tutup Ismail dalam orasinya.