JAKARTA, detikj – Direktur Gagas Nusantara, Romadhon Jasn, tak bisa menyembunyikan kekagumannya atas langkah Perum Bulog dan kepemimpinan Dirut Bulog Letjend Novi Helmy Prasetya yang terus berupaya menyerap gabah petani meski libur Lebaran 2025 bergulir. “Ini bukan sekadar bicara ketahanan pangan yang dijanjikan, tapi bukti nyata negara komitmen untuk petani,” katanya di Jakarta, Sabtu (5/4/2025).
Ia menyoroti angka serapan 709 ribu ton setara beras hingga kini. “Di tengah panen raya, Bulog menjaga ritme, mengejar target 2 juta ton yang digariskan Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hasan. Ini soal nyali, bukan cuma janji,” tegas Romadhon.
Menurutnya, kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp6.500 per kilogram untuk gabah kering panen (GKP) adalah terobosan berani. “Ini garansi bahwa petani tak lagi jadi pion dalam catur pasar yang tak adil,” ujarnya.
Gagas Nusantara juga memuji arahan Presiden Prabowo Subianto yang tak berhenti di kata-kata. “Monitoring harian via daring dan luring, bahkan saat Lebaran, melibatkan TNI dan mitra penggilingan, menunjukkan disiplin yang tak bisa diremehkan,” katanya, menekankan eksekusi yang membumi.
Gagas Nusantara hormat pada Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. “Modernisasi pertanian, dari pompanisasi hingga pupuk, melahirkan produksi 24,22 juta ton gabah kering giling Januari-April 2025. Ini fondasi yang membuat Bulog punya ‘amunisi’ melimpah,” paparnya.
Romadhon menilai sinergi ini langka dan patut dirayakan. “Stok cadangan pangan pemerintah kini 2,1 juta ton di gudang Bulog. Kita tak lagi bicara pangan dalam nada panik, tapi soal stabilitas yang terukur,” ungkapnya dengan nada optimis.
Romadhon menegaskan berdiri teguh sebagai mendukung kebijakan pemerintah. “Kami tak sekadar menonton, tapi mengawal agar usaha Bulog dan Kementerian Pertanian membuahkan hasil nyata, meyakinkan masyarakat petani bahwa pangan kita punya masa depan,” katanya
Romadhon melihat capaian ini sebagai pijakan menuju swasembada pangan. “Target 2 juta ton hingga April bukan ilusi, tapi kenyataan yang ditempa keringat dan integritas. Ini soal membuktikan bahwa Indonesia bisa melawan bayang-bayang ketergantungan impor,” tegasnya.
Kami mengajak semua pihak menjaga semangat ini tetap menyala. “Ketahanan pangan bukan cuma urusan perut hari ini, tapi warisan untuk generasi mendatang. Bulog, Mentan, dan HPP Rp6.500 per kg adalah pernyataan bahwa kita punya nyali menghadapi ketidakpastian global. Indonesia tak sekadar bertahan, tapi bangkit jadi raksasa pangan,” tutup Romadhon