Detikdjakarta.com Jayapura, 1 Maret 2025 – Batik Papua, sebagai salah satu warisan budaya takbenda Indonesia, terus dilestarikan oleh berbagai pihak, termasuk komunitas seni dan generasi muda setempat. Menariknya, kepedulian terhadap seni khas Bumi Cenderawasih ini juga datang dari sosok yang mungkin tak terduga—Brigpol Ita Sombo Allo, seorang Polwan Ops Damai Cartenz-2025.
Pada Sabtu siang yang cerah, Brigpol Ita mengunjungi Sanggar Ameldi di Kota Jayapura, tempat para pengrajin batik Papua berkarya. Kedatangannya disambut hangat oleh Joni Silas Wona, seorang pembatik yang telah lama mengabdikan dirinya untuk seni ini. Dalam kesempatan tersebut, Brigpol Ita tak hanya menyaksikan proses pembuatan batik khas Papua, tetapi juga turut mencoba membatik sendiri. Dengan penuh ketelitian, ia menorehkan lilin panas di atas kain, mengikuti teknik yang diajarkan oleh para pengrajin.
“Batik bukan sekadar kain bermotif, tetapi sebuah identitas dan kebanggaan bangsa. Papua memiliki motif khas yang sangat unik, seperti burung cenderawasih, tifa, rumah adat honai, serta ukiran suku Asmat dan Dani. Keindahan ini harus terus dijaga agar tidak hilang ditelan zaman,” ujar Brigpol Ita penuh semangat.
Baca Juga : Polsek Koja Gelar Rapat Koordinasi Pengamanan Nataru 2024 Bersama Pengurus Gereja JAKARTA, – Polsek Koja di bawah kepemimpinan Kapolsek Koja Kompol Dr. Andry Suharto, S.H., M.H., menggelar rapat koordinasi persiapan pengamanan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024 bersama pengurus gereja di wilayah Kecamatan Koja. Kegiatan ini berlangsung pada Selasa (10/12/2024) pukul 16.00 WIB di Aula Hoegeng Lantai 3 Polsek Koja, Jalan Bhayangkara No.1 Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Hadir dalam rapat tersebut jajaran pejabat utama Polsek Koja, perwakilan Koramil Koja, Satpol PP Kecamatan Koja, serta 17 perwakilan gereja yang ada di wilayah hukum Polsek Koja. Acara ini bertujuan untuk menyelaraskan langkah pengamanan guna memastikan perayaan Nataru berjalan lancar, aman, dan kondusif. Dalam sambutannya, Kapolsek Koja menyampaikan pentingnya sinergi antara kepolisian, Koramil, Satpol PP, dan pengurus gereja. “Kami ingin memastikan seluruh kegiatan perayaan Natal dan Tahun Baru dapat berjalan aman dan kondusif. Untuk itu, kami telah menyiapkan rencana pengamanan yang melibatkan tiga pilar, yaitu Polri, Koramil, dan Satpol PP. Jumlah personel pengamanan akan disesuaikan dengan kapasitas jemaat di tiap gereja, namun kami tetap mengedepankan over estimate untuk mengantisipasi potensi kerawanan,” ujar Kapolsek. Kapolsek juga mengapresiasi kehadiran para pengurus gereja yang memberikan masukan berharga, terutama terkait kewaspadaan terhadap ancaman keamanan, seperti aksi penyiraman air keras yang sempat terjadi di wilayah lain. Dalam sesi tanya jawab, sejumlah perwakilan gereja menyampaikan aspirasi mereka, di antaranya: 1. Permintaan agar aparat keamanan meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi ancaman di lokasi kegiatan. 2. Penjelasan terkait jumlah personel pengamanan di gereja selama perayaan Natal. Menanggapi hal tersebut, Kapolsek menegaskan komitmen Polsek Koja dalam memberikan pengamanan terbaik. “Kami telah menyiapkan surat perintah pengamanan untuk tiap gereja, dengan personel yang disesuaikan potensi kerawanan dan kapasitas jemaat. Kami juga menekankan bahwa personel kami bertugas murni untuk melayani, tanpa harapan imbalan apa pun. Jika ada oknum yang melanggar aturan, silakan laporkan langsung kepada saya,” tegasnya. Rapat koordinasi diminta semua pihak sepakat untuk bersinergi demi menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat selama perayaan Nataru 2024. Dengan hasil positif dari rapat ini, Polsek Koja optimis bahwa perayaan Natal dan Tahun Baru 2024 di wilayah Kecamatan Koja akan berjalan lancar, aman, dan damai.
Joni Silas Wona merasa bangga atas kunjungan Brigpol Ita. Baginya, kehadiran Polwan dari Ops Damai Cartenz-2025 bukan hanya sebagai simbol keamanan, tetapi juga bukti nyata bahwa aparat kepolisian turut mendukung pelestarian seni dan budaya lokal.
“Kunjungan ini menjadi motivasi bagi kami. Senang rasanya melihat perhatian dari berbagai pihak, termasuk aparat keamanan, terhadap perkembangan batik Papua. Ini menunjukkan bahwa budaya kita mendapat tempat penting di mata bangsa,” ungkap Joni.
Batik Papua telah menjadi bagian dari identitas masyarakat setempat dan terus berkembang melalui berbagai upaya pelestarian, seperti edukasi, pelatihan, dan promosi. Dengan keterlibatan berbagai pihak, diharapkan batik khas Bumi Cenderawasih ini semakin dikenal di tingkat nasional maupun internasional.
Langkah sederhana yang dilakukan Brigpol Ita membuktikan bahwa melestarikan budaya bisa dilakukan oleh siapa saja, termasuk mereka yang bertugas di garis depan dalam menjaga keamanan negara.
Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau
keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers.
Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email:
detikdjakartaofficial@gmail.com.
_______________________
Post Views: 107