JAKARTA — Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Asep Edi Suheri meninjau langsung kesiapan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polri di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Salah satunya di Polsek Palmerah, Jakarta Barat, yang disebut telah siap beroperasi 99,9 persen. Langkah ini menegaskan komitmen Polri dalam mendukung program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan standar pelayanan yang presisi dan berorientasi kemanusiaan.
“SPPG ini sudah siap dioperasionalkan 99,9 persen,” kata Irjen Asep dalam keterangannya, Jumat (24/10/2025). Ia juga memastikan bahwa 15 SPPG telah beroperasi penuh di wilayah hukum Polda Metro Jaya, sementara 15 lainnya tengah dalam tahap persiapan peletakan batu pertama.
SPPG Polri kini dilengkapi teknologi modern untuk menjaga kualitas makanan mulai dari alat uji cepat (rapid test) bahan baku, sensor suhu ruang masak, hingga sistem digital pemantauan gizi. Kapolda menegaskan, semua langkah itu diambil agar tidak ada siswa atau warga yang menjadi korban keracunan seperti kasus yang sempat terjadi di beberapa daerah. “Kami pastikan kualitas makanan di SPPG Polri terjaga sepenuhnya,” ujar Irjen Asep, dikutip dari media.
Jaringan Aktivis Nusantara (JAN) mengapresiasi langkah humanis Kapolda Metro Jaya yang turun langsung memastikan kesiapan dapur gizi Polri. “Ini bukan sekadar inspeksi teknis, tetapi bentuk tanggung jawab moral. Kapolda Asep memperlihatkan bahwa polisi bukan hanya pelindung hukum, tetapi juga penjaga kehidupan rakyat,” ujar Ketua JAN, Romadhon Jasn, dalam pernyataannya, Minggu (26/10).
Program MBG Polri di Jakarta diharapkan menjadi standar nasional. Setiap SPPG Polri dilengkapi fasilitas rapid test bahan makanan, sistem kontrol mutu HACCP, serta pengawasan gizi dari petugas terlatih. Dengan sistem presisi tersebut, Polri menjaga agar setiap hidangan aman, bergizi, dan tepat sasaran. SPPG Palmerah bahkan menjadi contoh karena uji kelayakan makanan dilakukan sebelum jam distribusi sebuah standar baru yang diapresiasi publik dan media.
Menurut JAN, reformasi Polri kini menemukan bentuk paling konkret dalam program sosial seperti MBG. “Inilah wajah baru Polri: tidak menunggu laporan, tapi mendatangi dapur rakyat. Kepedulian semacam ini akan menumbuhkan kembali kepercayaan publik terhadap aparat,” kata Romadhon Jasn.
Kehadiran Kapolda Asep di lapangan juga menegaskan kesinambungan antara Transformasi Presisi dan praktik kemanusiaan. Ia bukan hanya mengawasi, tapi memastikan bahwa pelayanan publik dijalankan dengan empati dan akurasi. Dalam setiap kunjungan, Polri ingin memastikan bahwa rakyat merasakan kehadiran negara dari jalanan hingga meja makan.
“Polri menunjukkan bahwa melayani masyarakat tidak cukup dengan patroli, tapi juga dengan perhatian pada kesejahteraan mereka,” tutur Romadhon Jasn.
Bagi JAN, apa yang dilakukan Kapolda Metro Jaya menjadi contoh bahwa keamanan sosial berawal dari rasa kenyang dan kepercayaan. “Saat rakyat merasa diperhatikan, mereka akan percaya. Kapolda Asep sedang membangun itu kepercayaan yang lahir dari empati,” tutup Romadhon Jasn.


















