JAKARTA — Keberhasilan Polri melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam menjalankan program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi sorotan nasional dan internasional. Dalam laporan resmi Badan Gizi Nasional (BGN), disebutkan bahwa SPPG Polri adalah satu-satunya lembaga publik yang menjalankan MBG tanpa satu pun kasus keracunan, dengan sistem kontrol gizi dan kebersihan yang menjadi standar rujukan nasional.
Presiden Prabowo Subianto disebut menyambut baik capaian tersebut. Dalam rapat terbatas, ia menekankan pentingnya keberlanjutan MBG dengan meniru model Polri. Keberhasilan ini juga disampaikan dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva, yang memuji program MBG Indonesia sebagai wujud nyata tanggung jawab sosial negara berkembang terhadap ketahanan pangan rakyatnya.
SPPG Polri kini telah mengoperasikan lebih dari 600 dapur MBG di seluruh Indonesia, termasuk 32 unit baru yang diresmikan dan 27 unit yang tengah dibangun di Jawa Tengah. Standar Polri menjadi tolok ukur: setiap dapur dilengkapi fasilitas rapid test makanan, sistem HACCP, serta pengawasan gizi harian oleh petugas terlatih. “SPPG Polri menjadi model nasional karena presisi dalam sistem dan humanis dalam pelayanan,” kata Kepala BGN Dadan Hindayana dalam rapat di DPR.
Jaringan Aktivis Nusantara (JAN) memuji langkah Polri yang berhasil mengubah citra aparat menjadi pelindung kemanusiaan. “SPPG Polri bukan sekadar dapur, tapi simbol kepedulian dan integritas. Di tengah kritik sosial, Polri memberi bukti nyata bahwa pelayanan terbaik bukan di podium, tapi di meja makan rakyat,” ujar Ketua JAN, Romadhon Jasn kepada awak media, Sabtu (25/10).
Ahli gizi dan akademisi turut mengapresiasi pendekatan Polri yang menggabungkan disiplin institusi dengan empati sosial. Penerapan teknologi deteksi cepat dan standar keamanan pangan modern menjadikan SPPG Polri lebih siap menghadapi potensi krisis gizi di daerah. Program ini juga membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar melalui relawan lokal di bawah koordinasi Bhabinkamtibmas.
Menurut JAN, keberhasilan ini menegaskan wajah baru Polri di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. “Polri tidak hanya menjaga keamanan, tapi ikut menjaga masa depan anak bangsa. SPPG adalah bukti bahwa reformasi Polri bukan retorika, melainkan kerja sosial yang mengakar,” kata Romadhon Jasn.
Bahkan, sejumlah negara mitra di Amerika Latin dan Asia Tenggara disebut tertarik mengadopsi sistem serupa. Polri berhasil menggabungkan ketepatan logistik, transparansi anggaran, dan kedisiplinan aparat menjadikannya contoh ideal bagi tata kelola sosial negara modern.
“Ketika institusi penegak hukum menjadi pelopor pemenuhan gizi, maka negara benar-benar hadir. Polri membuktikan bahwa pengabdian sejati tidak selalu dengan senjata, tapi dengan sendok dan hati nurani,” tutur Romadhon.
Bagi JAN, keberhasilan SPPG Polri bukan sekadar pencapaian teknis, melainkan tonggak moral bangsa. “Presiden Prabowo layak bangga karena Polri menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia mampu menghadirkan ketahanan sosial dengan disiplin, empati, dan gotong royong. Dunia boleh belajar dari SPPG Polri,” tutup Romadhon Jasn.
