Detikdjakarta.com, Jakarta – Suasana Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, Sabtu (27/9), berlangsung penuh dinamika. Agenda yang seharusnya menjadi ajang konsolidasi partai sempat diwarnai ketegangan akibat desakan sejumlah peserta yang menginginkan percepatan pergantian ketua umum.
Plt Ketua Umum PPP, H. Muhamad Mardiono, yang membuka jalannya muktamar, tidak menampik adanya kegaduhan tersebut. Dalam pidatonya, ia menyampaikan permohonan maaf kepada kader atas berbagai kekurangan dalam kepemimpinannya.
“Saya menyadari masih banyak kelemahan yang ada, dan saya tidak lepas dari kekhilafan. Namun sebagai bagian dari partai ini, saya tetap memiliki kewajiban menjaga marwah PPP,” ujarnya.
Mardiono juga menyinggung konflik internal yang berkali-kali menimpa PPP dalam perjalanan politiknya. Ia menegaskan, pertikaian yang terus berulang hanya akan menggerogoti kekuatan partai di tengah persaingan politik nasional.
“PPP sudah berulang kali ditempa konflik. Tugas kita hari ini adalah menutup perpecahan itu, bukan memperdalam luka yang ada,” ungkapnya di hadapan peserta muktamar.
Lebih jauh, ia menuturkan bahwa upaya mengembalikan soliditas partai bukan hal sederhana. Sejak periode 2014 hingga 2019, banyak kader meninggalkan barisan sehingga dibutuhkan kerja keras untuk kembali menyatukan struktur organisasi, baik di tingkat pusat maupun cabang.
Meski tantangan besar masih menghadang, Murdiono tetap optimistis. Ia mengajak seluruh kader, termasuk para calon pemimpin baru, untuk menempatkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi.
“Jika kita bersatu, PPP akan kembali menemukan kejayaannya. Persatuan adalah kunci,” ujarnya menutup sambutan.