Bogor, detikj — Anggota DPR RI Komisi XI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Primus Yustisio, melakukan kunjungan kerja ke Daerah Pemilihan (Kundapil) di Desa Sukamulya, Kabupaten Bogor. Dalam kesempatan tersebut, Primus mengunjungi lahan sawah milik petani kecil dan berdialog langsung mengenai berbagai persoalan yang dihadapi petani dalam mengakses pembiayaan dan meraih harga hasil panen yang layak.
Dalam pertemuan itu, Primus mendorong agar sistem pembiayaan mikro dari sektor perbankan diperluas secara inklusif untuk menjangkau petani kecil. “Petani kita tidak hanya butuh pupuk, tetapi juga butuh akses modal dengan bunga yang ringan dan proses yang mudah. Maka saya mendorong agar perbankan nasional, khususnya bank milik negara, memiliki skema pembiayaan mikro yang inklusif dan disertai subsidi bunga,” ujar Primus di hadapan puluhan petani dan tokoh desa, 28 Juni 2025.
Ia juga menekankan pentingnya pemerintah untuk tidak hanya fokus pada subsidi input seperti pupuk dan benih melalui mekanisme Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), tetapi juga memikirkan kebijakan subsidi output. “Subsidi output misalnya subsidi harga gabah atau komoditas pertanian strategis akan langsung berdampak pada meningkatnya Nilai Tukar Petani (NTP). Ini strategi jangka panjang yang harus kita dorong demi kesejahteraan petani,” kata Primus.
Lebih jauh, dalam kerangka ketahanan pangan nasional, Primus menegaskan bahwa desa harus menjadi garda terdepan. Ia memperkenalkan gagasan tentang Koperasi Desa Merah Putih (KDMP), yakni koperasi skala desa yang berbasis produksi dan distribusi pangan lokal. “Koperasi ini harus menjadi alat rakyat desa untuk mengendalikan harga, memotong mata rantai tengkulak, dan memperkuat daya tawar petani di pasar,” tambahnya.
Kunjungan Primus ini mendapat apresiasi dari para petani dan aparat desa. Mereka menyampaikan harapan agar suara petani kecil lebih didengar di Senayan. Kegiatan ditutup dengan peninjauan langsung ke petak-petak sawah dan diskusi terbuka di balai desa tentang akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) pertanian dan kebijakan fiskal yang pro petani.
“Petani adalah kekuatan bangsa. Kalau desa kuat, pangan aman, maka negara akan sejahtera,” tutup Primus dengan optimis.