Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Ucapan Selamat Hari Raya Idul Adha 2025 728x250
EKONOMI

Publik Apresiasi Antam Tunda Produksi Gag Nikel demi Kelestarian Raja Ampat

106
×

Publik Apresiasi Antam Tunda Produksi Gag Nikel demi Kelestarian Raja Ampat

Sebarkan artikel ini
Iklan 468x60

Jakarta, detikj – Keputusan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) menunda sementara produksi nikel di Pulau Gag, Raja Ampat, Papua Barat Daya, mendapat sambutan positif dari publik. Langkah yang diumumkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 12 Juni 2025 ini dinilai mencerminkan komitmen perusahaan terhadap pelestarian ekosistem laut.

Insentif ekonomi tetap dijaga, karena izin usaha PT Gag Nikel tidak dicabut meski aktivitas sempat dihentikan sementara oleh pemerintah. Antam akan melanjutkan produksi setelah menerima arahan teknis dan regulasi resmi guna memastikan praktik pertambangan sesuai prinsip keberlanjutan.

Iklan 300x600

Direktur Utama Antam yang baru, Achmad Ardianto, menegaskan dalam RUPST bahwa setiap langkah operasional Antam akan berpegang pada prinsip “no harm to nature”. “Prioritas kami adalah masyarakat Raja Ampat dan kelestarian lingkungan. Kami tidak akan mengambil langkah apa pun tanpa petunjuk pemerintah,” ujarnya.

Baca Juga :  Bulog Tak Libur Lebaran: Pangan Aman dan Stabilitas Terjaga

Romadhon Jasn, Direktur Gagas Nusantara, menyampaikan apresiasi atas kepemimpinan Achmad Ardianto. “Sikap menunda operasi ini menunjukkan Antam memahami perannya sebagai wakil negara dalam pengelolaan SDA. Ini bukti tata kelola pertambangan yang berkelanjutan benar‑benar diutamakan,” katanya di Jakarta, Jumat (13/6/2025)

Secara struktural, kontribusi PT Gag Nikel masih di bawah 10 persen pendapatan Antam, sehingga penundaan tidak mengganggu stabilitas keuangan perusahaan. Pemegang saham dan masyarakat menilai keputusan ini proporsional, memprioritaskan selamatkan ekosistem sebelum mengejar target produksi.

Baca Juga :  Dorong Rakyat ke Luar Negeri, Menteri Karding Dinilai Lari dari Masalah

Romadhon menekankan perlunya kolaborasi lintas sektor dalam evaluasi pasca‑penundaan. “Antam harus menggandeng pemerintah daerah, masyarakat adat, dan LSM lingkungan untuk menyusun roadmap restorasi dan mitigasi,” ujarnya.

Tim teknis pemerintah pusat kini tengah merampungkan audit lingkungan dan sosial. Rekomendasi awal mencakup pengecekan kualitas air laut, pemantauan kebisingan terhadap biota laut, serta audit jalur transportasi bahan tambang.

Romadhon menambahkan bahwa transparansi proses sangat penting agar kepercayaan publik terus terjaga. “Publik perlu mendapat update berkala lewat kanal resmi Antam dan pemerintah, sehingga tidak muncul keraguan atas langkah ini,” tuturnya.

Baca Juga :  Hutan Lestari Pertamina: Visi Hijau yang Membangunkan Kesadaran Kolektif

Dengan menempatkan kelestarian dan kesejahteraan masyarakat di depan, keputusan menunda produksi Gag Nikel menjadi preseden positif bagi industri pertambangan nasional. “Antam menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan dapat berjalan seiring,” pungkas Romadhon.

CATATAN REDAKSI

Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau
keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers.
Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email:
detikdjakartaofficial@gmail.com.
_______________________

Iklan 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!