Jakarta, detikj – Keputusan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) menunda sementara produksi nikel di Pulau Gag, Raja Ampat, Papua Barat Daya, mendapat sambutan positif dari publik. Langkah yang diumumkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 12 Juni 2025 ini dinilai mencerminkan komitmen perusahaan terhadap pelestarian ekosistem laut.
Insentif ekonomi tetap dijaga, karena izin usaha PT Gag Nikel tidak dicabut meski aktivitas sempat dihentikan sementara oleh pemerintah. Antam akan melanjutkan produksi setelah menerima arahan teknis dan regulasi resmi guna memastikan praktik pertambangan sesuai prinsip keberlanjutan.
Direktur Utama Antam yang baru, Achmad Ardianto, menegaskan dalam RUPST bahwa setiap langkah operasional Antam akan berpegang pada prinsip “no harm to nature”. “Prioritas kami adalah masyarakat Raja Ampat dan kelestarian lingkungan. Kami tidak akan mengambil langkah apa pun tanpa petunjuk pemerintah,” ujarnya.
Romadhon Jasn, Direktur Gagas Nusantara, menyampaikan apresiasi atas kepemimpinan Achmad Ardianto. “Sikap menunda operasi ini menunjukkan Antam memahami perannya sebagai wakil negara dalam pengelolaan SDA. Ini bukti tata kelola pertambangan yang berkelanjutan benar‑benar diutamakan,” katanya di Jakarta, Jumat (13/6/2025)
Secara struktural, kontribusi PT Gag Nikel masih di bawah 10 persen pendapatan Antam, sehingga penundaan tidak mengganggu stabilitas keuangan perusahaan. Pemegang saham dan masyarakat menilai keputusan ini proporsional, memprioritaskan selamatkan ekosistem sebelum mengejar target produksi.
Romadhon menekankan perlunya kolaborasi lintas sektor dalam evaluasi pasca‑penundaan. “Antam harus menggandeng pemerintah daerah, masyarakat adat, dan LSM lingkungan untuk menyusun roadmap restorasi dan mitigasi,” ujarnya.
Tim teknis pemerintah pusat kini tengah merampungkan audit lingkungan dan sosial. Rekomendasi awal mencakup pengecekan kualitas air laut, pemantauan kebisingan terhadap biota laut, serta audit jalur transportasi bahan tambang.
Romadhon menambahkan bahwa transparansi proses sangat penting agar kepercayaan publik terus terjaga. “Publik perlu mendapat update berkala lewat kanal resmi Antam dan pemerintah, sehingga tidak muncul keraguan atas langkah ini,” tuturnya.
Dengan menempatkan kelestarian dan kesejahteraan masyarakat di depan, keputusan menunda produksi Gag Nikel menjadi preseden positif bagi industri pertambangan nasional. “Antam menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan dapat berjalan seiring,” pungkas Romadhon.