Jakarta, detikj– Di tengah transisi kepemimpinan nasional di bawah Presiden Prabowo Subianto, Sufmi Dasco Ahmad, Wakil Ketua DPR, tampil sebagai figur sentral dalam menjaga sinergi antara eksekutif dan legislatif. Dengan pengalaman panjang di Partai Gerindra, Dasco tidak hanya menjadi pendukung agenda pemerintahan, tetapi juga mediator yang menjembatani kepentingan beragam di parlemen.
Peran Strategis di DPR
Sejak dilantik sebagai Wakil Ketua DPR pada 2019 dan kembali menjabat pada 2024, Dasco telah menunjukkan kemampuan memimpin dalam situasi kompleks. Pada awal 2025, ia berhasil memfasilitasi kesepakatan lintas fraksi dalam pembahasan anggaran infrastruktur senilai Rp 450 triliun, meski sempat menghadapi resistensi dari fraksi oposisi. “Dasco memiliki kepekaan politik yang luar biasa. Ia mampu menenangkan ketegangan tanpa mengorbankan substansi,” ujar Romadhon Jasn, Direktur Gagas Nusantara, kepada media, Selasa (13/5/2025).
Sebagai tokoh kunci Gerindra, Dasco memahami bahwa keberhasilan kebijakan pemerintahan, seperti program ketahanan pangan Prabowo, bergantung pada dukungan DPR. Dengan koalisi yang menguasai 53% kursi parlemen, perannya dalam menjaga kohesi fraksi menjadi sangat penting.
Menjaga Keseimbangan Antarpartai
Keunggulan Dasco terletak pada kemampuannya menjalin komunikasi dengan partai di luar koalisi, seperti PDI-P dan PKS. Anita Sari, pengamat politik dari Universitas Indonesia, menilai Dasco sebagai “penghubung yang efektif”. “Ia tidak hanya memperjuangkan agenda pemerintah, tetapi juga mendengar aspirasi fraksi lain,” katanya. Contohnya, dalam sidang paripurna terkait revisi UU Ketenagakerjaan, Dasco menginisiasi dialog informal untuk meredam perbedaan pandangan.
Namun, tidak semua pihak sepenuhnya memuji. Sejumlah anggota DPR dari fraksi oposisi menilai Dasco terkadang terlalu condong pada kepentingan Gerindra, terutama dalam isu subsidi bahan bakar minyak yang memicu protes publik. Menanggapi hal ini, Dasco kerap mengundang fraksi oposisi untuk berdiskusi, menunjukkan keterbukaannya terhadap kritik.
Pemerintahan Prabowo menghadapi sejumlah tantangan, mulai dari kenaikan harga bahan pokok hingga tekanan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur. Di DPR, Dasco harus mengelola dinamika sembilan fraksi yang sering memiliki prioritas berbeda. “Stabilitas politik bergantung pada kemampuan Dasco menyatukan kepentingan ini,” ujar Romadhon.
Selain itu, Dasco diharapkan meningkatkan komunikasi dengan publik. “Seorang pemimpin parlemen harus transparan, terutama dalam menjelaskan proses pengambilan kebijakan,” kata Anita. Langkah ini krusial untuk menjaga kepercayaan masyarakat di tengah sorotan terhadap kinerja DPR.
Perjalanan Sufmi Dasco sebagai penyeimbang politik di DPR mencerminkan tantangan sekaligus harapan bagi demokrasi Indonesia. Dengan kepekaan terhadap dinamika parlemen dan komitmen pada dialog inklusif, ia memiliki peluang untuk memperkokoh kerja sama antara eksekutif dan legislatif. Di tengah kompleksitas politik yang terus berkembang, kemampuan Dasco untuk menjaga harmoni akan menjadi cermin bagi masa depan tata kelola yang lebih seimbang dan responsif.