Jakarta, detikj – Setelah terungkapnya dugaan tindak pidana korupsi oleh anak perusahaan pertamina terkait bahan bakar minyak (BBM), langkah besar kini diambil oleh perusahaan energi nasional ini untuk memulihkan kepercayaan publik. Kejaksaan Agung (Kejagung) telah memastikan kualitas Pertamax yang dijual oleh Pertamina telah memenuhi standar yang ditetapkan. Namun, meski telah ada kepastian tersebut, masalah kepercayaan masyarakat tetap menjadi tantangan besar bagi perusahaan milik negara ini.
Sebagai respons atas hal ini, Pertamina melalui Direktur Utama, Simon Aloysius Mantiri, baru-baru ini mengumumkan pembentukan Tim Crisis Center untuk mengatasi krisis tata kelola yang terjadi di perusahaan. Tim ini akan fokus pada evaluasi proses bisnis dan penguatan transparansi di seluruh aspek operasional Pertamina. “Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa seluruh langkah-langkah perbaikan ini bisa dilakukan dengan transparansi penuh, untuk memulihkan citra Pertamina,” ungkap Simon dalam konferensi pers pada 3 Maret 2025.
Langkah transparansi ini dipimpin langsung oleh Simon Aloysius Mantiri, yang menunjukkan bahwa kepemimpinan yang aktif dan responsif sangat penting dalam menghadapi krisis. Tindakannya untuk turun langsung ke lapangan, berdialog dengan masyarakat, serta memastikan perbaikan tata kelola perusahaan secara langsung, memberikan sinyal kuat bahwa Pertamina siap untuk berubah dan mendengarkan keluhan publik. Kepemimpinanw yang tidak hanya berbicara dari balik meja, tetapi juga berani terjun langsung ke lapangan, memperlihatkan keseriusan dalam memperbaiki Pertamina untuk kembali menjadi kebanggaan rakyat.
Romadhon Jasn, Direktur Gagas Nusantara, menyatakan bahwa langkah-langkah yang diambil oleh Pertamina sudah pada jalur yang benar. “Kami mengapresiasi langkah Pertamina, terutama tindakan tegas yang diambil oleh Dirut Simon Mantiri untuk turun langsung dan memastikan perbaikan dilakukan. Ini memberikan sinyal kuat bahwa Pertamina siap memperbaiki diri, dan kepercayaan publik bisa kembali terbangun. Masyarakat semakin menerima dan mendukung Pertamina berkat sikap terbuka dan tindakan nyata dari Dirut,” ujar Romadhon, Minggu (9/3/2025).
Penting untuk dicatat bahwa meskipun beberapa konsumen yang sempat beralih ke SPBU swasta setelah munculnya kasus, Kejaksaan Agung telah memastikan bahwa Pertamax yang dijual oleh Pertamina kini aman dan sesuai standar yang ditetapkan. Febrie Adriansyah, Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus Kejagung, menegaskan dalam konferensi persnya bahwa seluruh produk Pertamina, termasuk Pertamax, telah melewati serangkaian pengujian dan memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan. “Kualitas Pertamax dan BBM lainnya yang dijual Pertamina sudah dipastikan aman dan sesuai standar yang ditetapkan,” ungkap Febrie.
Gagas Nusantara juga mendukung saran yang disampaikan oleh Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, yang mengusulkan pembentukan tim independen untuk melakukan penyelidikan internal yang lebih terbuka dan transparan. Eddy menyarankan agar tim independen tersebut berisikan pakar dari kalangan akademisi, ahli kilang, dan pakar di industri hidrokarbon, agar hasilnya bisa dipublikasikan kepada masyarakat dan meredakan kekecewaan publik.
“Langkah transparansi yang lebih terbuka sangat dibutuhkan, apalagi mengingat besarnya kerugian yang terjadi akibat dugaan korupsi ini. Tim independen yang terdiri dari pakar-pakar ini akan memberi masyarakat rasa aman bahwa semua yang terjadi telah ditangani dengan serius dan profesional,” ujar Romadhon Jasn.
Sebagai tambahan, Gagas Nusantara juga menekankan pentingnya peran masyarakat dalam proses pemulihan ini. Masyarakat tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga mitra dalam mengawasi dan memberikan feedback kepada Pertamina. Oleh karena itu, Romadhon Jasn mengusulkan agar Pertamina membuka saluran pengaduan yang lebih mudah diakses oleh masyarakat, sehingga mereka dapat melaporkan jika ada ketidaksesuaian di lapangan. “Selain itu, sangat penting bagi Pertamina untuk terus berkomunikasi langsung dengan rakyat,” tegasnya.
“Pertamina bukan hanya soal kualitas bensin, tetapi juga soal tanggung jawab sosial yang harus dijalankan dengan penuh integritas. Kami berharap perusahaan ini bisa menjadi contoh terbaik bagi BUMN lainnya,” tutup Romadhon.
Gagas Nusantara siap berkolaborasi untuk membantu mempercepat pemulihan kepercayaan ini, dengan memastikan komunikasi yang lebih terbuka antara Pertamina dan masyarakat. Dengan adanya jaminan dari Kejagung, Tim Crisis Center yang dibentuk oleh Pertamina, dan langkah-langkah nyata yang dapat dilakukan perusahaan untuk meningkatkan transparansi, Gagas Nusantara yakin bahwa kepercayaan masyarakat terhadap Pertamina akan kembali pulih, dan masyarakat Indonesia bisa kembali menggunakan Pertamina dengan bangga, sebagai produk bangsa yang aman, berkualitas, dan terpercaya.