Jakarta, detikj– Gagas Nusantara mengapresiasi langkah Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) yang mendorong pemerintah daerah (Pemda) untuk mempercepat pembangunan jaringan gas (jargas) rumah tangga. Langkah strategis ini tidak hanya mendukung transisi energi dari LPG 3 kilogram ke gas bumi yang lebih ramah lingkungan, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan dalam mengurangi ketergantungan terhadap energi impor yang membebani subsidi negara.
Direktur Gagas Nusantara, Romadhon Jasn, menyatakan bahwa percepatan pembangunan jargas merupakan salah satu solusi konkret dalam memanfaatkan surplus gas bumi domestik yang tersedia. “Saat ini, Jawa Timur dan Jawa Tengah memiliki surplus pasokan gas sebesar 134,28 MMSCFD. Ini adalah peluang besar untuk mengalihkan ketergantungan dari LPG impor ke gas bumi yang lebih efisien dan ramah lingkungan,” ujar Romadhon dalam rilisnya, Kamis (6/3/2025).
Ia juga mengungkapkan bahwa, berdasarkan data BPH Migas, realisasi sambungan rumah tangga (SR) untuk jargas hingga akhir 2024 baru mencapai 818 ribu sambungan, jauh dari target RPJMN 2020-2024 yang ditetapkan sebanyak 4 juta sambungan. Menyikapi hal ini, Gagas Nusantara siap mendukung upaya percepatan melalui lebih dari 450 langkah strategis, dari inovasi teknologi hingga sinergi lintas sektor. “Kami yakin bahwa dengan dukungan Pemda, investasi dalam pembangunan jaringan gas bisa dipercepat melalui pendekatan-pendekatan kreatif, seperti pemanfaatan Compressed Natural Gas (CNG) dan kolaborasi dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD),” tambahnya.
Sebagai contoh, Romadhon memuji proyek percontohan yang telah dilaksanakan oleh PT Perusahaan Gas Negara (PGN) di Sleman. Proyek tersebut mengintegrasikan jaringan gas dengan sistem penyimpanan CNG untuk kawasan perumahan. “Model seperti ini sangat bisa diterapkan di daerah lain, dengan peran penting Pemda dalam mempermudah perizinan dan mendorong BUMD untuk berinvestasi. Kami di Gagas Nusantara siap memberikan pendampingan teknis dan operasional,” ujarnya.
Menurut Romadhon, transisi ke jargas tidak hanya akan mengurangi beban subsidi LPG yang pada 2024 mencapai Rp76,2 triliun, tetapi juga mendukung ketahanan energi nasional. “Gas bumi lebih efisien dan memiliki emisi yang lebih rendah dibandingkan LPG. Ini adalah langkah konkret menuju masa depan energi yang lebih bersih, mandiri, dan berkelanjutan,” tegasnya.
Gagas Nusantara juga berkomitmen untuk memperkuat kerja sama dengan PGN dan semua pemangku kepentingan lainnya. “Kami mengusulkan pembentukan konsorsium energi daerah yang melibatkan Pemda, BUMD, dan sektor swasta untuk mempercepat pembangunan infrastruktur jargas. Dalam dua tahun ke depan, kami menargetkan minimal 500 ribu sambungan rumah tangga baru dapat direalisasikan dengan dukungan semua pihak,” ungkap Romadhon.
Lebih jauh lagi, Gagas Nusantara akan meluncurkan program edukasi masyarakat untuk meningkatkan pemahaman tentang manfaat jargas, serta mendorong inovasi teknologi seperti sistem dual fuel untuk mendukung efisiensi energi di sektor rumah tangga dan UMKM. “Ini bukan sekadar proyek infrastruktur, tetapi juga investasi untuk generasi mendatang,” tutupnya.
Dengan ini, Gagas Nusantara semakin memperkuat komitmennya untuk mendukung visi BPH Migas dan pemerintah dalam menciptakan ekosistem energi yang lebih hijau, terjangkau, dan berbasis pada sumber daya lokal.