DETIKDJAKARTA.COM.JAKARTA,-Parade berkebaya ,sebuah perjuangan mempertahankan Budaya kebaya sebagai identitas perempuan Indonesia yang diduga akan dicaplok oleh Negri Jiran .
Dalam Perjuangan Ini IWK Bone ikatan Wanita Keluarga Bone Turun Gunung Sebagai petarung sejati dalam mempertahankan apa yang menjadi Hak Bangsanya , wanita Bone juga tercatat dalam sejarah mempertahankan dan merebut Kemerdekaan diantara nya Besse’ Kajuara ,yang menjadi motifasi bagi Wanita Bone .
Dikomandoi Oleh Ketum PJS IWK Bone Ibu Dra.Hj .Nurwaya dan Sekjen A.Mega musmar dan petinggi IWK Bone lainya mempersiapkan acara ini sejak pembukaan pendaftaran dimulai ,seluruh anggaran keluar dari kocek pribadi Ketum PJS IWK Bone .
Jumlah peserta sudah lebur diangka 18.000 peserta barisa Berkebaya dan ikut ditorehkan dalam Sejarah Perempuan berkebaya metaik Rekor Muri .
IWK Bone ikut berjuang dalam merebut rekor Muri dan mempertahan kan budaya Kebaya sebagai identitas perempuan Indonesia
SINGLE NOMINATION DI UNESCO
Setar dari Thamrin 10 bundaran HI
Pukul pul 5.30 WIB
Tetap memperhatikan prokes yang ketat denga mengunakan masker .
Acara ini diselenggarakan oleh
UNESCO dan BNPT sebuah acara bergengsi dan spectakuler
Keikut sertaan IWK Bone adalah peranan KETUM PJS yang terus memberikan motifasi dan sufodr berbagai hal .
” Saya berharap ibu Ketum PJS IWK Bone sudah mempersiapkan diri untuk menuju Senaya , agar bisa membawakan asfirasi 18.000 perempuan Indonesia yang hadir hari ini
Merealisir mimpi – mimpi perempuan berdaulat me jadi kenyataan ,
Pungakas Andi .Mulyati .pananrangi .ketua umum Aliansi wartawati Indonesia yang juga berdarah Bone tergabung dalam IWK Bone .
” Saya yakin belua menang koq ,dalam pantauwan kami Ibu Dra .Nurwaya dekat dengan masyarakat Bawah low profile dan banyak kegiatan sosial tanpa kepentingan politik
Tepantau media beliau mengirim sumbangan dalam jumlah yang layak
Pada anak yatim dan duafa dipelabuan ratu jawabarat .
Kebaya adalah simbol kekuatan kesamaan dan persatuan ‘ dari wanita Indonesia yang toleran ,luwes dan berpikiran maju, serta digunakan oleh semua agama dan ras di seluruh Indonesia bahkan sampai keluar Negri dalam berbagai acara
(Hendra/Andy Mulyati)