JAKARTA, — Keresahan masyarakat di Jawa Timur terkait dugaan bahan bakar Pertalite yang menyebabkan motor “brebet” semakin ramai diperbincangkan. Video dan testimoni pengguna di media sosial memunculkan berbagai asumsi tentang penurunan kualitas bahan bakar. Namun di tengah derasnya opini publik, Gagas Nusantara mengimbau masyarakat tetap tenang dan menunggu hasil pemeriksaan resmi lembaga berwenang.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Lembaga Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) telah menurunkan tim untuk melakukan uji laboratorium terhadap sampel Pertalite dari sejumlah SPBU di Jawa Timur. PT Pertamina Patra Niaga pun telah membentuk posko pengaduan dan menugaskan tim Serv-Q (Service & Quality) untuk memastikan mutu serta distribusi BBM berjalan sesuai standar. Langkah cepat ini menunjukkan bahwa pemerintah dan BUMN energi tanggap dan terbuka terhadap evaluasi publik.
Selain pemerintah pusat, pengawasan di tingkat daerah juga berjalan. Di Probolinggo, Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Perdagangan (DKUPP) menyatakan siap melakukan uji laboratorium jika ditemukan dugaan kerusakan mesin akibat Pertalite. Langkah ini memperkuat koordinasi lintas lembaga bahwa pengujian dilakukan secara ilmiah, bukan berdasar asumsi semata.
Direktur Gagas Nusantara, Romadhon Jasn, menilai langkah tersebut sebagai bukti komitmen pemerintah dan Pertamina dalam menjaga kepercayaan publik. “Kita mohon masyarakat tidak terburu-buru menyimpulkan. Audit Lemigas dan DKUPP akan memberi jawaban ilmiah. Kalau ada kesalahan, pasti diperbaiki. Tapi kalau tidak, jangan biarkan opini liar merusak kepercayaan terhadap lembaga negara,” ujarnya di Jakarta, Rabu (29/10/2025).
Romadhon menambahkan bahwa keresahan publik justru merupakan cermin kepedulian terhadap kualitas pelayanan energi nasional. “Kritik masyarakat terhadap Pertamina harus dipandang sebagai bentuk perhatian, bukan serangan. Kalau rakyat menegur, itu tanda mereka peduli. Mereka ingin layanan yang lebih baik, dan itu hal yang wajar. Yang penting, semua dijaga dengan cara yang sehat dan berbasis fakta,” katanya mengingatkan agar komunikasi publik tetap jernih di tengah riuhnya media sosial.
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memastikan hasil audit Lemigas akan diumumkan secara terbuka untuk menjamin transparansi. Pertamina pun memastikan uji mutu dilakukan setiap hari meliputi kadar air, densitas, dan warna bahan bakar sesuai standar ASTM. “Keterbukaan dan data ilmiah adalah cara terbaik menjaga kredibilitas BUMN energi,” ujar Romadhon menegaskan pentingnya konsistensi dalam pelayanan publik.
Pertamina juga telah membuka kanal pengaduan resmi melalui Pertamina Contact Center 135 dan aplikasi MyPertamina. Konsumen yang merasa terdampak dapat melaporkan disertai nota pembelian dan waktu pengisian. “Kalau masyarakat punya keluhan, sampaikan lewat jalur resmi. Jangan menyebarkan video tanpa verifikasi, karena kebenaran itu butuh bukti, bukan sekadar viral,” tutur Romadhon.
Fenomena ini, lanjutnya, menjadi pengingat bahwa kemajuan bangsa tidak hanya ditentukan oleh teknologi, tapi juga oleh kedewasaan masyarakat dalam menyikapi informasi. “Kalau kita bisa sabar dan terbuka, setiap masalah akan menjadi jalan menuju perbaikan. Jangan buru-buru marah sebelum tahu kebenarannya,” ujarnya dengan nada menenangkan.
Menutup pernyataannya, Romadhon berkata, “Energi itu bukan cuma soal bensin atau mesin, tapi tentang kepercayaan antara rakyat dan negara. Kalau kepercayaan itu dijaga, semua tantangan bisa dihadapi bersama. Mari tetap tenang, berpikir jernih, dan percaya bahwa kebenaran akan selalu menemukan jalannya.”


















