Jakarta, Detikj,- Direktur Gagas Nusantara, Romadhon Jasn, memberikan pandangan mengenai kinerja Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog, Letjend Novi Helmy Prasetya, dalam mengelola tantangan ketahanan pangan nasional pada Selasa (25/3/2025). Dalam pernyataannya, Romadhon membahas beberapa isu utama yang sedang dihadapi Bulog serta langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
Romadhon mengomentari serapan gabah yang saat ini baru mencapai 534 ribu ton dari target 3 juta ton hingga April 2025. “Angka ini memang masih jauh dari target, namun masyarakat percaya dari upaya yang dilakukan oleh Dirut Bulog dalam terus mendorong timnya untuk bekerja lebih keras dalam memenuhi target tersebut,” ujarnya, Selasa (25/3). Ia berharap langkah-langkah strategis dapat mempercepat pencapaian target dalam beberapa bulan ke depan.
Terkait kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan sebesar Rp6.500 per kg, Romadhon mencatat bahwa kebijakan ini memiliki dampak positif bagi petani.
“HPP ini tentu memberikan manfaat bagi petani, meskipun tantangan dalam menjaga kualitas gabah tetap perlu diperhatikan. Pelatihan intensif untuk meningkatkan kualitas gabah harus terus dilakukan,” kata Romadhon.
Gagas Nusantara juga menyoroti stok beras cadangan pemerintah yang berada dalam kisaran 1,63 juta hingga 1,95 juta ton. “Meskipun stok beras ini cukup signifikan, tantangan utama ke depan adalah menjaga kestabilan stok dan memastikan distribusi yang merata ke seluruh wilayah Indonesia,” ungkapnya. Romadhon mengingatkan bahwa pengelolaan stok harus lebih agresif untuk mengantisipasi lonjakan permintaan yang biasanya terjadi selama Ramadan.
Mengenai wacana transformasi kelembagaan Bulog yang akan berada langsung di bawah Presiden Prabowo Subianto, Romadhon menyatakan bahwa perubahan ini bisa membawa dampak positif, tetapi tantangan koordinasi antar lembaga masih perlu diperhatikan. “Tantangan koordinasi ini perlu dikelola dengan baik, agar tidak terjadi tumpang tindih atau kebingungannya dalam pengelolaan ketahanan pangan,” ujarnya.
Rencana kerja sama dengan Kamboja juga mendapat sorotan dari Gagas Nusantara. “Kerja sama internasional ini bisa membuka peluang bagi Bulog untuk mendapatkan investasi dan akses pasar yang lebih luas. Namun, perlu dicatat bahwa menjaga keseimbangan dengan produksi lokal tetap harus menjadi prioritas,” tambahnya.
Romadhon juga mencatat semangat Bulog dalam menghadapi tantangan logistik dan distribusi, mengingat kondisi geografis Indonesia yang cukup sulit. “Tantangan distribusi pangan selalu ada, dan Bulog perlu terus mencari solusi untuk mempercepat distribusi, terutama di daerah-daerah terpencil,” katanya. Ia juga menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi dalam memperbaiki sistem distribusi pangan.
Selain itu, Romadhon mengapresiasi langkah-langkah transparansi yang diterapkan oleh Bulog di bawah kepemimpinan Letjend Novi Helmy. “Laporan stok dan serapan yang jelas menjadi langkah positif dalam meningkatkan kepercayaan publik. Komunikasi yang terbuka mengenai situasi pangan harus terus dipertahankan,” ujar Romadhon.
Menjelang lebaran Idul Fitri, Romadhon optimistis bahwa Bulog dapat mengelola lonjakan permintaan pangan. “Tantangan permintaan yang tinggi sudah diperkirakan dengan adanya stok yang ada. Kerja sama dengan pedagang lokal juga perlu diperkuat agar distribusi lebih efektif,” katanya.
Terakhir, Romadhon menyatakan dukungannya terhadap Dirut Bulog Novi Helmy dalam menghadapi tantangan besar yang ada. “Saya berharap Bulog dapat terus menavigasi tantangan ini dengan langkah yang lebih terarah dan efektif ke depannya,” pungkasnya