JAKARTA (DETIKDJAKARTA.COM) –
Pada peringatan Hari Pahlawan 10 November 2025, pemerintah Republik Indonesia melalui Prabowo Subianto menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada sejumlah tokoh bangsa, salah satunya adalah almarhum KH Abdurrahman Wahid — atau yang lebih dikenal sebagai Gus Dur — atas jasa-jasanya di bidang perjuangan politik dan pendidikan Islam.
Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 116/TK/Tahun 2025, Gus Dur dinyatakan sebagai tokoh dari Provinsi Jawa Timur yang layak memperoleh penghargaan tersebut. “K.H. Abdurrahman Wahid … Pahlawan dalam bidang perjuangan politik dan pendidikan Islam. … Sepanjang hidupnya mengabdikan diri memperjuangkan kemanusiaan, demokrasi, dan pluralisme di Indonesia.” demikian tercantum dalam dokumen resmi pemerintah.
Sebagai latar, Gus Dur lahir di Jombang, Jawa Timur pada 7 September 1940 dan wafat di Jakarta pada 30 Desember 2009.
Ia dikenal sebagai ulama yang kemudian masuk ke ranah politik, sempat menjadi Ketua Umum Nahdlatul Ulama (NU) dalam beberapa periode dan kemudian menjadi Presiden Republik Indonesia ke-4 (20 Oktober 1999–23 Juli 2001).
Di bidang pendidikan Islam, Gus Dur memiliki pemikiran bahwa pendidikan Islam harus “membebaskan akal dan hati”, memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi, sekaligus menghargai budaya lokal dan keberagaman.
Digital Press
Sementara dalam ranah politik, ia menjadi simbol pluralisme dan demokrasi, memperjuangkan hak-hak minoritas dan mengajak masyarakat untuk hidup dalam keragaman.
Prosesi pemberian gelar berlangsung secara khidmat di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/11/2025). Keluarga almarhum hadir sebagai penerima simbol penghargaan dari negara.
Penganugerahan ini disambut baik oleh sejumlah pihak. Misalnya, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di MPR menyatakan bahwa pengakuan gelar tersebut merupakan langkah penting untuk merekonsiliasi ingatan nasional terhadap perilaku kebangsaan Gus Dur, yang selama ini kerap disebut sebagai “Bapak Pluralisme”.
Dengan penetapan tersebut, publik kembali diingatkan pada pentingnya nilai-nilai keadilan, kemanusiaan, dan kebhinekaan yang diperjuangkan Gus Dur — serta relevansinya bagi generasi muda Indonesia yang menghadapi tantangan global dan perubahan sosial.

















